Catatan Dahlan Iskan: Buku Obor

Catatan Dahlan Iskan: Buku Obor - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Instagram/dahlaniskan19

Novi menghidupkannya kembali. Dulu hampir saja saya memanggilnya Mbak Novi. Ternyata laki-laki. Memang Novi bukan nama saat ia dilahirkan. Nama lahirnya Jari. Ia jatuh sakit-sakitan. Sakit berat.

Itu disebabkan nama yang tidak cocok. Bagi yang percaya. Lalu nama Jari diganti Dedi. Masih sakit. Diganti lagi dengan Baihaqi. Tidak juga sembuh. Lalu diganti Novi Basuki. Sampai sekarang.

"Sama-sama nama wanita saya sebenarnya lebih suka nama Septi," guraunya. "Saya kan lahir bulan September, bukan November".

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Mobil Dinas

Di balik sikap pendiamnya Novi punya banyak humor tentang dirinya. Misalnya ia suka bilang dilahirkan di ketinggian setara dengan apartemen 15 lantai.

Maksudnya: ia lahir di lereng gunung Argopuro, Situbondo bagian selatan. Ayahnya membuka toko di desa itu. Sekaligus petani. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Pengganti Jokowi: Tidak Menentu

Novi anak tunggal. Setamat SD ia sudah ingin ke pondok Nurul Jadid. Pondok yang sangat terkenal. Itulah pondok pesantren level ''bintang sembilan'' di lingkungan NU.

Belum diizinkan. Masih terlalu kecil. Setelah tamat SMP barulah Novi boleh ke Nurul Jadid. Novi ingin masuk jurusan eksakta. Nilai matematika di SD dan SMP-nya terbaik. Tapi yang tersedia di Nurul Jadid jurusan bahasa.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Koran Tua

Di jurusan bahasa itu santri diasramakan. Dalam asrama ada aturan: wajib berbahasa asing selama 24/7. Tinggal pilih. Boleh Mandarin, boleh Inggris, boleh bahasa Arab.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya