
Secara sosio-kultural manajemen organisasi subak desa Jatiluwih bertujuan agar tercapai dan terbinanya keselarasan dan keharmonisan antara warga subak dengan sesamanya, warga subak dengan lingkungan/alam, dan warga subak dengan Sang Pencipta/Tuhan sebagai unsur parahyangan.
Jatiluwih termasuk di dalam kawasan lanskap subak dari Catur Angga Batukaru yang merupakan salah satu dari 5 kawasan di Bali yang ditetapkan oleh UNESCO menjadi warisan budaya dunia.
Oleh karena itu, selain Tegalalang rice terrace Ubud ataupun Munduk rice terraces, Bali juga memiliki pemandangan serupa namun tidak kalah memesonanya. Yaitu, sawah berundak Jatiluwih Bali atau sawah terasering Jatiluwih yang menjadi salah satu tempat wisata di wilayah kecamatan Penebel,kabupaten Tabanan Bali yang paling populer bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Jatiluwih adalah sebuah desa yang mempunyai daerah hamparan persawahan luas dengan keindahan sawah terasering yang masih menggunakan sistem pengairan sawah tradisional Bali. Hal ini tidak lepas karena faktor lokasinya yang terletak dekat dengan pegunungan Batukaru yang memiliki kondisi udara yang sejuk dan asri dengan semilir angin yang dapat membuat kulit merasa segar. Jadi jangan heran jika penduduk sekitar memiliki wajah yang selalu terlihat fresh dan ramah.
Keindahan, kesegaran, hingga keramahtamahan yang tercipta hingga kini berasal dari para pendahulunya yang diceritakan memiliki wasiat tertentu. Cerita inilah yang kemudian menyebar dan terkadang dijadikan cerita rakyat yang akhirnya sampai ke telinga para wisatawan. "Oleh karena itu, silahkan terus berkunjung ke Bali. Karena Bali punya semuanya. Wisata alam, wisata buatan dan bahkan wisata budaya yang sudah sangat mendunia,"kata Ricky.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News