Catatan Dahlan Iskan: Tempus Est

Catatan Dahlan Iskan: Tempus Est - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Tiba masa buat perhitungan

Membalas pengkhianatan ini


Tentu yang membaca lirik itu menghubungkannya dengan situasi politik terakhir. Yakni ketika Presiden Jokowi seperti memindahkan dukungan dari Capres Ganjar Pranowo ke Prabowo Subianto.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Bonita Fani

Padahal bisa saja bukan. Bisa saja ada maksud yang lain. Siapa tahu lirik itu hanya ditujukan ke tokoh PDI-Perjuangan seperti Budiman Sudjatmiko. Yang kini terang-terangan mendukung Capres Prabowo. Atau jangan-jangan Prananda menunjukkan lirik lagu itu kepada Muhaimin Iskandar. Bahkan siapa tahu lirik itu ditujukan ke Zelenskyy di Ukraina sana.

Bisa juga hari itu Prananda baru saja nonton wayang kulit semalam suntuk. Ia benci kepada salah satu tokoh wayang. Maka lirik itu ia tujukan untuk Patih Sengkuni.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Buku Obor

Berarti baiknya jangan ada yang tersinggung. Apalagi, setelah saya teliti, ternyata lirik itu ditulis tahun 2015. Tidak ada perubahan lirik apa pun saat lagu Pengkhianat disiarkan di YouTube tujuh hari lalu.

Maka saya ingat-ingat: ada kekecewaan apakah di tahun itu. Rasanya tidak ada. Toh Prananda tidak pernah punya keinginan masuk dalam daftar kabinet baru. Prananda tidak kelihatan punya ambisi politik. Di PDI-Perjuangan pun tidak pernah dipanggungkan. Padahal jabatan dalam partai sangat tinggi: salah satu ketua DPP.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Mobil Dinas

Saya hanya bertemu Prananda satu kali. Di pemakaman Taufiq Kiemas, ayah tirinya. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya