Catatan Dahlan Iskan soal Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Mega Jibao

Catatan Dahlan Iskan soal Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Mega Jibao - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Yang bersama saya kemarin banyak sekali artis terkenal. Ada Roy Marten, Ita Mustafa, Piu. Ada Cagub Banten Airin. Ada wartawan seperti Ilham Bintang. Banyak juga pengurus Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama), UI (Iluni), Undip (IKA-Undip), dan ITS (IKA-ITS). Total 300 orang. Itu berarti separo dari kapasitas. Rangkaian 8 gerbong ini berisi 601 kursi. Termasuk VIP dan kelas bisnis.

Gerbong yang untuk kelas ekonomi tempat duduknya jejer lima (dua di kanan, tiga di kiri. Yang kelas 1 hanya dua kursi –mirip first class-nya pesawat terbang.

Saya sempat ngobrol dengan salah satu masinis dari Tiongkok. Kebetulan asal Tianjin. Rumahnya tidak jauh dari rumah sakit tempat saya operasi ganti hati 17 tahun lalu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Ganjar Pranowo dan Mahfud MD: Satrio Piningit

"Begitu orang Indonesia bisa menjalankan kereta ini kami serahkan ke mereka," katanya. 

Secara formal tenaga kerja Tiongkok itu akan dua tahun di Indonesia. Tapi bisa lebih pendek kalau yang sedang dilatih ini lebih cepat mampu. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Universitas Ciputra: Terbentur Peraturan

"Kelihatannya mereka bisa belajar lebih cepat," katanya.

Waktu berangkat ke Bandung saya naik di gerbong kelas 1. Bersama menhub yang pernah terkena Covid-19 sangat parah. Kini ia sehat sekali. Tidak ada tanda-tanda pernah masuk ICU 20 hari.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Ekonomi Tiongkok: Jurus Teladan

Kembali ke Jakarta saya duduk di kelas ekonomi. Yang kelak harga tiketnya Rp 300.000. Itu sudah termasuk tiket untuk kereta ke bandara, kereta LRT, maupun KRL.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya