Catatan Dahlan Iskan soal Luhut Binsar Pandjaitan: Nilai Rocky

Catatan Dahlan Iskan soal Luhut Binsar Pandjaitan: Nilai Rocky - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

GenPI.co - Misteri seretnya karir kemiliteran Luhut Binsar Pandjaitan disinggung di buku yang diluncurkan Kamis sore kemarin. Dua tokoh menyinggungnya di buku hadiah ulang tahun ke-76 Luhut itu: Jenderal Hendro Priyono dan Jenderal Sintong Panjaitan. 

Yang pertama, Luhut tidak mau di-bully. Tepatnya difitnah. Luhut mendatangi yang ia anggap memfitnah. Ia lawan. Istri Luhut pun kompak: ikut melawan. 

Yang dilawan itu ternyata atasan. Luhut tidak peduli. Tapi sang atasan bukan jenderal biasa. Ia adalah pejabat yang sangat berpengaruh pada kenaikan pangkat seseorang.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Luhut Binsar Pandjaitan: Ide Aksi

Sayang tidak disebut siapa nama atasan itu. Apakah sekarang masih hidup. Pun fitnahnya soal apa. Yang kedua, Luhut hadir dalam rapat perwira tinggi yang diadakan Jenderal Benny Moerdani. 

Benny kala itu menginginkan Presiden Soeharto berhenti sampai di Pemilu tahun 1997 saja. Tidak maju lagi sebagai calon presiden periode ke-6. Beliau sudah 32 tahun menjadi presiden. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Universitas Binus: Binus Marmer

Tidak satu pun yang menyebut seretnya karir Luhut terkait dengan tokoh anti-Soeharto, Dr Sjahrir. Yang mengawini adik Luhut: Nurmala Kartini.

Sebagai lulusan terbaik Akabri tahun 1970, Luhut tentu ingin pada suatu saat mencapai jabatan tertinggi di angkatan darat: KSAD. Apalagi saat itu pangkatnya sudah letnan jenderal. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Durian Kaesang

Tapi ia dipanggil seniornya: Jenderal Sintong Panjaitan. Sintong sedang menjabat penasihat Presiden B.J. Habibie bidang militer. Saat itu Habibie ingin memperbaiki hubungannya dengan Singapura. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya