Catatan Dahlan Iskan: Tahija Wolbachia

Catatan Dahlan Iskan: Tahija Wolbachia - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

GenPI.co - Kalau bisa disebut ''harta karun'', demam berdarah termasuk kategori ''harta tak bertuan''. 

Dunia Barat tidak tertarik memberantasnya. Riset tentang DB pun tidak diutamakan. Apalagi sampai menyediakan dana khusus. 

Itu kesimpulan Trihadi Saptoadi, Executive Board Yayasan Tahija. Yayasan Tahija didirikan putra Julius Tahija: dr Sjakon G Tahija (lihat Disway kemarin). 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Bani Wolbachia

''Di WHO bisa dilihat daftar penyakit yang masuk kategori seperti DB itu,'' ujar Trihadi kemarin.

Memang begitulah nasib penyakit khas negara tropis yang miskin. Beda dengan, misalnya, penyakit AIDS. Atau jantung. Kanker.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Nobel Robin

Sampai pada suatu ketika dr Sjakon terkena demam berdarah. Sangat berbahaya. Mematikan. Bikin trauma. 

Orang kaya meninggal karena demam berdarah sangatlah ironi. Itu yang dialami salah satu orang kaya Indonesia, Dharmawan Ruslim. Mantan direktur utama Astra pula. Ia sampai dibawa ke Singapura –yang minim pengalaman dalam mengatasi demam berdarah. Ia meninggal di sana.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Sirkuit Mandalika: Luar Dalam

Dokter Sjakon tidak sampai meninggal. Beruntung sekali. Ia pun tergerak untuk tahu lebih banyak penyakit demam berdarah. Terutama mengenai penyebabnya. Lalu bertekad terjun mengatasinya. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya