Catatan Dahlan Iskan: Minus Dua

Catatan Dahlan Iskan: Minus Dua - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Opung bisa menerima itu dengan realistis. Tapi ada satu yang sangat mengganjal di hatinya. Juga di pikirannya: mengapa tidak bisa memiliki bintang empat. 

Opung pensiun dengan tiga bintang (letnan jenderal TNI). Hanya itu. Ia tidak menyesal tidak pernah menjadi KSAD. Opung menyadari hidupnya ditakdirkan untuk minus dua: bukan Jawa dan bukan Islam.

Ia tidak menyebutnya Batak dan Kristen –karena yang suku non-Jawa agama non-Islam lainnya juga mengalami nasib serupa di zaman itu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Tahija Wolbachia

''Kau lebih berat lagi,'' kata Opung sambil menunjuk orang terdekatnya: Robert Njoo. ''Kau minus tiga,'' ujar Opung. Maksudnya: Njoo punya tambahan minus satu lagi. Njoo adalah Tionghoa.

''Untuk bisa dapat posisi yang baik kau harus tiga kali lipat lebih pintar dari orang Jawa. Kau harus tiga kali lebih rajin belajar. Kau harus tiga kali kerja lebih keras,'' kata Opung.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Bani Wolbachia

Semua yang tiga kali lipat itu ia lakukan untuk dirinya juga. Karena itu ia pintar. Bisa naik pangkat sampai letnan jenderal. Tapi posisi terbaiknya adalah guru. Opung menjadi pengajar favorit di Sesko, Seskogab, maupun di Lemhanas.

Opung asyik sekali kalau mengajar. Ia menikmatinya. Murid-muridnya sudah banyak yang jadi jenderal bintang empat. Justru gurunya yang tertinggal.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal PBNU: Arah Jaran

Gagal melayat Opung saya langsung melayat yang lain: ayah Robert Njoo. Ia juga meninggal. Umur 89 tahun. Hanya selisih beberapa jam dari Opung.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya