Catatan Dahlan Iskan: Jembatan Butuh

Catatan Dahlan Iskan: Jembatan Butuh - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Dari halaman balairung ini kita bisa melihat ''pemandangan'' baru di UGM. Belum sepenuhnya jadi tapi sudah kelihatan megahnya.

Itulah Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM. Tidak tinggi tapi mencolok. Di sebelah kiri jalan masuk utama UGM –dilihat dari pintu masuk jalan utama.
Bangunan itu luasnya empat hektare.

Modern. Langsung jadi pusat perhatian siapa pun yang akan masuk ke UGM.
Di banyak universitas besar dunia, jalan utama seperti itu ditata sangat anggun. Kanan-kiri jalan ditanam pohon-pohon besar yang sangat khas.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Antam: Utang Emas

Di jalur tengahnya, yang lebar, dibangun taman yang indah. Tidak di UGM. Pohon di kanan-kirinya tidak diatur –jenis pohonnya maupun penataannya. Pun jalur tengahnya. Tidak ditata cantik.

Tidak terlihat keanggunan UGM di jalan utama masuknya. Apalagi setelah di sebelah kiri jalan utama itu segera terlihat GIK yang megah. Jalan masuk utama UGM pun akan kelihatan kurang terurusnya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Debat Capres-Cawapres: Gatal Garuk

Hari itu dua kali saya ke UGM. Sore hari saya mengelilingi GIK yang hampir jadi. Malamnya ke Pasar Kangen. Tengah malam membayangkan seperti apa operasional GIK kelak.

GIK UGM adalah model pertama, tidak hanya di Indonesia. GIK akan tetap di bawah rektor tapi sangat otonom. Pengelolanya pun tidak dari birokrasi UGM. Sepenuhnya profesional dan swasta.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Emas Nico

Salah satunya: Garin Nugroho. Anda sudah tahu siapa Garin. Lokasi GIK dulunya Gelanggang Mahasiswa dan Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH).

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya