
Belakangan karir Teguh terus menanjak. Terakhir Teguh mendapat jabatan sebagai direktur utama PT PJB Service. Saya sempat bertemu ketika sudah di jabatan itu. Yakni setelah selama 13 tahun tidak bertemu. Bulan lalu, Teguh pensiun dari PLN. Akan ke mana?
“Istirahat dulu. Fokus menyelesaikan S-3," katanya.
Hari ini S-3 itu selesai. Teguh bergelar doktor mesin. Disertasinya bukan soal turbin. Judulnya: Simulasi Performa Pembangkit Listrik Tenaga Uap Menggunakan Computational Fluid Dynamics dan Gate Cycle.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Nusantara Indonesia
Itu soal boiler di PLTU jenis CFB. PLN memiliki 40 PLTU dengan boiler jenis itu. Semuanya bermasalah: EAF-nya hanya sekitar 30 sampai 40. Sangat tidak efisien.
Itulah PLTU batu bara generasi pertama di lingkungan PLN –yang dulunya hanya ahli di bidang tenaga gas dan diesel.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Emas Budi
Problem utama boiler type CFB adalah: tabung-tabung di boiler itu cepat aus dan korosi. Jebol. Pembangkit pun harus berhenti. Tabung-tabungnya harus diganti yang baru.
Korosi itu akibat kadar sulfur di batu bara. Juga akibat kadar garam yang terikut. Yakni ketika batu bara itu diangkut dengan tongkang melalui laut. Setelah diganti yang baru, tiga bulan kemudian keropos lagi.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Rasional Khalwat
Teguh diangkat menjadi ketua tim kajian boiler CFB. Ia pernah berpikir melapisi tabung-tabung itu dengan keramik. Hasilnya: parah. Efisiensi boiler turun sampai 60 persen.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News