Ini Alasan Destinasi Digital-Nomadic Tourism Jadi Prioritas

Ini Alasan Destinasi Digital-Nomadic Tourism Jadi Prioritas - GenPI.co
Salah satu spot selfie di Pasar Karetan, Jateng. (Foto: Dok. Pasar Karetan)

Menpar juga menjelaskan cara membuat destinasi digital, dan apa saja yang harus disiapkan. Menurutnya, yang terpenting semuanya bisa memiliki andil.

"Pemerintah daerah atau swasta bisa menyediakan lahannya. Minimal tidak akan terganggu selama setahun. Nanti orang-orang tinggal isi. Apakah mau urunan tanah, makanannya, dan sebagainya. Di nomadic tourism juga akan kita buatkan seperti itu," paparnya.

Menpar Arief Yahya berharap, apa yang dilakukan GenPI ini berhasil. Apalagi, destinasi digital ini memberikan income bagi GenPI dan masyarakat sekitar.

"Dapat uang dari mana? Paling banyak kuliner. 20 persen ke GenPI, 80 persen untuk pedagang, tapi yang parkirnya sepenuhnya untuk karang taruna. Destinasi digital harus ada wifi. Orang yang menggunakannya bayar Rp1.000. Hasilnya banyak karena yang datang ribuan," tutur Menpar Arief Yahya.

Dia mengungkapkan, destinasi digital ini sudah mulai dilirik industri. Tidak sedikit yang ingin melakukan co-branding. Bahkan situs pegipegi.com sudah mengajukan kerjasama dengan destinasi-destinasi digital milik GenPI ini.

"Genpi nanti berhak untuk marketing fee atas penjualan tiket melalui pegipegi.com. Nanti akan kita buatkan platform," ungkapnya.

Dijelaskannya, GenPI adalah komunitas anak muda yang idealis. Namun agar sustainable, harus ditunjang dengan komersial. Dan destinasi digital ini punya keduanya.

"Kalau diibaratkan, GenPI itu mahasiswa idealis. Yang mereka cari kreativitasnya dulu, baru cari duit. Sustain tentu butuh uang, tapi dia bisa bertahan karena idealis," terangnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya