Ini Alasan Destinasi Digital-Nomadic Tourism Jadi Prioritas

Ini Alasan Destinasi Digital-Nomadic Tourism Jadi Prioritas - GenPI.co
Salah satu spot selfie di Pasar Karetan, Jateng. (Foto: Dok. Pasar Karetan)

Begitu juga dengan Nomadic Tourism, menurut Menpar Arief Yahya, ini merupakan solusi tercepat untuk mengimbangi program 10 Bali Baru yang sudah dicanangkannya.

"Lalu kita berpikir, keunikan kita apa? Kita punya 17 ribu pulau, 5 ribu desa. Nah, apa yang paling cocok dengan itu? Lalu tantangan berikutnya ketika saya membangun 10 Bali Baru, amenitasnya sangat susah. Mau membangun itu lamanya luar biasa. Saya sudah 3,5 tahun jadi menteri, kecuali Lombok, belum ada yang dibangun," ujarnya.

Akhirnya, Menpar Arief Yahya menginstruksikan Direktur Utama Badan Otorita Danau Toba dan Borobudur. Mereka diwajibkan mengembangkan program amenitas yang sangat cepat ini, yaitu nomadic tourism.

"Seperti apa nomadic tourism? Fisiknya seperti apa? Amenitas. Pertama, bentuk karavan. Tinggal beli saja karavan, sediakan di spot-spot terindah di Danau Toba dan Borobudur. Kedua, yang lebih tidak mobile adalah glam camp. Kalau karavan setiap hari, glam camp bisa setiap minggu atau setiap bulan. Ketiga, home pod, berupa rumah telur yang bisa dipindah-pindah," sebutnya.

Menpar mengaku tengah menyiapkan Wonderful Academy. Yaitu sebuah creative center untuk menyiapkan mereka dalam unsur bisnis.

"Saya bagi dua. Yang idealis saya masukkan kelompok creative camp. Anak muda selalu ditakdirkan idealis. Kalau sudah ada unsur bisnis, saya masukkan ke creative center untuk membedakan. Idealis dan suistain, GenPI selalu akan digantikan oleh adik kelasnya. Kalau ada GenPI yang ke bisnis, kita sediakan inkubasi," tutupnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya