Parade Kostum Tradisional Kaltim Meriahkan CFD

Parade Kostum Tradisional Kaltim Meriahkan CFD - GenPI.co
Aksi parade pakaian adat Kaltim di CFD jakarta, Minggu (30/9).

Ada yang menarik di gelaran Car Free Day (CFD), di ruas jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (30/9) lalu. Beberapa orang tampak unik dengan balutan pakaian khas Suku Dayak. Area tersebut seketika mereka sulap menjadi arena catwalk. Sebab sepanjang jalan Sudirman hingga ke Bundaran Hotel Indonesia, mereka berparade sambil menunjukkan pakaian tradisonal itu kepada setiap orang yang ada di situ.

Total ada 50 peraga yang beraksi. Mereka mengenakan pakaian dari 10 kabupaten/kota Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kutai Timur. Mereka pun jadi sasaran jepretan kamera. Merasa jadi pusat perhatian, kesempatan pun tak disia-siakan, para pemakai kostum Dayak ini tampil semakin maksimal, berlenggak-lenggok  sambil memamerkan wajah penuh senyum.

Anggota DPRD Kutai Timur Herlang Mappatiti mengatakan, aksi ini untuk mempromosikan acara budaya yang akan di selenggarakan di Kutai Timur pada  21 – 28 Oktober 2018 mendatang. Beberapa rangkaian acara seperti Menjamu Benua, Mendirikan Rondong Ayu, Beluluh, dan upacara adat Makan Bebaki.

"Kalimantan timur memiliki potensi wisata yang tidak di miliki orang lain, salah satunya budaya yang terkenal ada budaya di mulawarma yang akan kita perkenalkan, suku tertua juga ada di kalimantan timur, yang harus tetap dijaga," ujar Herlang di sela-sela aksi peragaan busana itu.

Sementara Rustam Efendi Lubis, Ketua Badan Promosi Wisata Daerah Kutai Timur mengadakan acara yang sedang mereka promosikan itu bernama Pelas Tanah. “Ini adalah  tahun ketiga penyelengaraannya, kami berharap kegiatan ini yang akan banyak di kunjungi masyarakat dari luar daerah dan luar negeri," tambah Rustam.

Pelas Tanah sendiri merupakan pesta pembersihan kampung atau suatu wilayah agar lepas dar segala sesuatu yang mengandung unsur jahat. Pembersihan juga dilakukan bagi setiap penghuninya, baik yang tampak maupun tidak. Upacara ini adalah bagian dari tradisi yang telah sejak lama dilaksanakan oleh masyarakat yang mendiami wilayah Kutai Timur.

Pimpinan Anjungan Kalimantan Timur di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) juga hadir dalam pameran busana tradisional itu. Ia mengatakan, Kutai Tmur akan menyapa dunia  serta memberikan kontribusi dalam bidang seni, budaya dan pariwisata mempromosikan ke dunia luar.

 “Makanya kami sengaja tampil di Car Free Day  tidak dalam gedung, supaya masyarakat tahu Kalimantan Timur dan Kutai Timur itu seperti apa. Ada  tiga budaya etnis yang kami miliki" Ucap Novarita.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya