Catatan Dahlan Iskan: Sampai Kapan

Catatan Dahlan Iskan: Sampai Kapan - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Siapa yang ulang tahun? "Paling banyak anak-anak," ujar Riyan. Dari ibu ke anaknyi. Sang ibu lagi berjuang di luar negeri. Mereka masih muda-muda. Ibu muda. Anak mereka pun masih kecil-kecil. Ditinggal di kampung.

Mereka ingat kapan anak mereka berulang tahun. Riyan jadi perantara rasa sayang seorang ibu pada anak mereka. Sayang jarak jauh.

"Ada yang pesan sampai 100 tumpeng. Agar bisa mengundang seluruh teman anaknyi," ujar Riyan.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Detik Terakhir

Tentu ada juga pesanan tumpeng untuk orang tua TKI. Termasuk di saat ''mendhaki'' penanda hari kematian orang tua.

Saya bertanya satu persatu apa saja usaha anggota HPN di Ponorogo. Saya kaget: salah satunya bisa berbahasa Mandarin. Pernah enam tahun jadi TKI di Taiwan.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Kabinet Baru

Ketuanya sendiri, Suparlin, punya lima jenis usaha. Termasuk resto yang ditata dengan gaya pedesaan Jepang. Gabungan Jepang dan Jawa.

Apa pun usaha mereka kini muncul tantangan terbaru. Mereka kini harus menghadapi lima hal: lesunya daya beli, soal pajak, lalu pajak, pajak lagi dan pajak. Belum pernah mereka menghadapi masalah pajak seperti sekarang ini.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Diktator Baik

Saya pun tidak bisa memberi jalan keluar. Saya hanya sampaikan bahwa ke depan pajak akan semakin keras. Pengusaha kecil sudah harus memasukkan resiko pajak dalam perhitungan bisnis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya