GenPI.co 
GenPI.co - Kring… kring... kriiiing… dering telepon berbunyi kencang di tengah lelap tidurku. Jam dinding menunjukkan pukul dua dini hari.
Itu bukan bunyi alarm tanda untuk salat malam, melainkan telepon panggilan untuk kembali menunaikan pekerjaanku sebagai perias.
Ya, sudah 30 tahun Aku menekuni profesi sebagai perias jenazah. Sebuah panggilan hati untuk memberikan kenangan manis bagi mereka yang sudah dipanggil pulang.
BACA JUGA: Ini Dia 10 Tanda Rumah Ada Makhluk Halusnya, Tempatmu Bagaimana?
Tak ada alasan untuk bermalas-malasan. Segeralah Aku bergegas memenuhi panggilan ke rumah duka di salah satu rumah sakit kanker di Jakarta Barat.
Rasa kantuk yang menyelimutiku tak bisa mengalahkan rasa penasaranku untuk segera bertemu dengan calon klienku.
BACA JUGA: Teror Si Kunti di Kantor Travel, Layani Pemesanan Tiket Pelanggan
Dia adalah sebujur tubuh kaku yang tak lagi bernyawa. Aku pun belum tahu, alasan kenapa ia dipanggil sang Pencipta, apakah karena sakit atau korban tabrak lari? Aku hanya bisa berpasrah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
