Ternyata, Ini Harga Franchise Kopi Kong Djie yang Melegenda

Ternyata, Ini Harga Franchise Kopi Kong Djie yang Melegenda - GenPI.co
Segelas Kopi O dari Warkop Kong Djie 1943

Bagi penikmat kopi sepertinya sudah tak asing lagi dengan kedai kopi yang legendaris dari Warkop Kong Djie yang ada sejak 1943. Terletak di depan Gereja Regina Pacis, Jalan Siburik Barat No.4, Tanjung Pandan, kepulauan Belitung. Warkop Kong Djie dibuka mulai pukul 06.00-24.00 WIB. 

Kedai kopi yang melegenda ini dulunya terletak di Komplek LANUD dan pada tahun 1950, kedai nya pun pindah tempat yang sampai saat ini berdiri. Dahulu kedai ini sebenarnya rumah dari sang pemilik Ho Kong Djie lalu setengah rumahnya dijadikan untuk tempat berdagang kopi.

Jika kedai kopi lain memakai berbagai jenis kopi yang sedang marak seperti Gayo dan yang lainnya. Kong Djie tetap mempertahankan keasliannya karena menggunakan bahan baku kopi dari Lampung dicampur dengan Arabika yang biasanya dipasok sesuai dengan kebutuhan. 

Kopi Kong Djie dikemas dengan kopi hitam yang pahit, dengan gula dan susu yang dipisah menyesuaikan lidah dan rasa para penikmatnya. Pemiliknya mengklaim rasa ini tak akan sama dengan rasa kopi yang lainnya.

Tim GenPI.co berhasil menemui sang putra dari Ho Kong Djie yang bernama Ismen Holidi, pria kelahiran 21 Oktober 1965 ini menjelaskan asal muasal hingga saat ini namanya menjadi besar bahkan sangat legendaris. 

“ Dahulu kami berjualan kopi untuk mencari kehidupan atau untuk bertahan hidup dan yang menjual kopi pada zaman saya ialah orang-orang miskin. Bagaimana caranya saat ini untuk papah saya mencukupi kebutuhan keluarga dengan modal yang sangat sedikit, ialah dengan berjualan kopi. Papah saya (Ho Kong Djie) sempat berjualan keliling pasar menawarkan dagangannya” Ujar Ismen Holidi saat bercerita mengenai Warkop Kong Djie.

Siapa sangka yang tadinya hanya berlapakkan teras rumah, saat ini sudah ada 85 cabang dari berbagai daerah di Indonesia. Dengan empat kedai asli milik keluarga dan sisanya adalah Franchise. Dengan bermodalkan 50 Juta per tiga tahun siapapun sudah bisa franchise dari kedai ini. Sang anak yang meneruskan usaha ayahnya ini membebaskan para franchise untuk membuat logonya masing-masing.

“ Saya bebas aja untuk yang mau franchise buat logo masing-masing sesuai perkembangan desain, saya selalu hadir ketika siapapun yang membuka kedai ini saat Grand Opening ”. Ujar Ismen Holidi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya