Kolaborasi Pentahelix

Hadapi Virus Corona, Ini yang Dilakukan Pariwisata Yogya

Hadapi Virus Corona, Ini yang Dilakukan Pariwisata Yogya - GenPI.co
Susana FGD para pelaku pariwisata Yogya yang membahas upaya menghadapi ancaman virus corona. (Foto: Dok Erwan Widyarto)

Curahan-curahan ide untuk pendampingan yang disepakati dalam MoU ini gayung bersambut. Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul Asti Wijayanti, misalnya, siap untuk membuat MoU dengan GIPI. Asti bahkan langsung menyebut wilayah yang siap didampingi, yakni Nglanggeran.

“Kendati Nglanggeran masuk dalam 100 top destinasi dunia untuk wisata berkelanjutan, masih banyak yang harus dilakukan agar memenuhi standar internasional. Mulai dari homestay-nya, kulinernya, ataupun layanan terhadap tamunya. Monggo saja segera dirumuskan MoU-nya,” tambah Asti.

Hal yang sama juga disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo. Kwintarto menyebut tiga kawasan di Bantul yang ingin dikembangkan dan bisa didampingi oleh GIPI DIY. Kwintarto menyebut kawasan Pantai Depok dengan potensi ikan yang melimpah serta Laguna yang cantik. Lalu sentra batik Wukirsari, Giriloyo yang memiliki potensi batik tradisional dan kemudian Pajangan Guwosari. Di Pajangan ini ada dua cerita sejarah yang bisa diangkat yakni Goa Selarong dengan Pangeran Diponegoro-nya serta Desa Mangir dengan kisah Ki Ageng Mangir Wanabaya.

Hal serupa disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogya Maryustion Tonang maupun wakil dari Dinas Pariwisata Sleman dan Kulonprogo. Intinya mereka siap untuk menjalin kerjasama dengan GIPI DIY.

Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo yang menyampaikan closing statement mengaku senang dengan capaian FGD kali ini. Ia menyebut provokasinya berhasil. Singgih mengaku selama ini terus memprovokasi agar terjalin sinergi, kolaborasi antarkomponen Pentahelix pariwisata ini. Bahkan kini pihaknya juga memprovokasi kolaborasi antar-OPD (organisasi perangkat daerah).

Hanya saja, Singgih mengingatkan agar kolaborasi atau sinergi difokuskan pada satu atau dua fokus saja. “Sebaiknya fokus pada satu prioritas untuk didorong sebagai quick win. Jangan banyak-banyak nanti malah tidak kecandak (tercapai). Malah ucul kabeh (lepas semua). Satu saja. Fokus. Agar GIPI juga tidak kewalahan membagi anggotanya dalam mendampingi,” pesan Singgih.

Singgih juga mengingatkan agar standarisasi yang ingin dipakai hendaklah mengacu pada standar internasional yang sudah ada. Harus merujuk pada standar yang memang dipakai oleh pariwisata dunia. Menurutnya, teman-teman di industri pariwisata pasti memiliki hal itu.

BACA JUGA: Cara kreatif Plus Aneh Warga China Menghindari Virus Corona

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya