Melihat Keindahan Gunung Budheg

Melihat Keindahan Gunung Budheg - GenPI.co
Gunung Budheg di Tulungagung, Jawa Timur

Keindahan Gunung Budheg menjadi destinasi wisata unggulan di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Terkenal  patung Joko Budheg-nya, kawasan wisata gunung satu ini paling diwajib-kan untuk dikunjungi para pengunjung menyukai hoby mendaki.

Selain jalur pendakian yang dijamin keren, kawasan satu ini juga memliki spot indah dan ‘instalgramable’ yang terletak tidak jauh disekitaran gerbang masuk kawasan tersebut. Objek wisata gunung berbasis edukasi tersebut, kurang lebih memiliki tinggi sekitar 630 meter dari atas permukaan laut.

Untuk wisatawan yang kurang terlalu suka mendaki jauh, sekiranya tidak perlu terlalu tinggi sekedar untuk menikmati indahnya pesona puncak gunung tersebut. Namun, meski tidak dikategorikan ke dalam kawasan pendakian gunungan yang ekstrim, melakukan pendakian sampai melewati rute patung batu Joko Budheg tetap menawarkan sensasi tersendiri bagi para pendaki.

Baca juga: Gunung Soputan, Wisata di Minahasa Tenggara

Tentu saja, patung yang menjadi icon utama kawasan tersebut itu, tidak jemu untuk didiskusikan ke-eksotisan cerita magicnya. Patung batu yang konon dipercaya masyarakat sekitar sebagai perwujudan dari pertapaan Joko Budheg, bertapa untuk memberikan sebuah persembahan untuk meyakinkan hati sang kasih, Roro Kembang Sore.

Joko Budheg yang digambarkan sebagai pemuda dari kaum jelata, konon jatuh cinta kepada Roro Kembang Sore yang merupakan putri seorang bangsawan. Karena merasa terganggu, Roro Kembang Sore meminta Joko Budheg untuk tidak bergeming dalam sebuah pertapaan selama 40 hari 40 malam. Merasa tidak tega, belum genap waktu yang ditentukan, dia (Roro Kembang Sore) meminta Joko Budheg untuk berhenti dari pertapaanya. Tetap tidak bergeming, Roro Kembang Sore yang merasa kesal akhirnya menyumpah Joko Budheg menjadi batu.

Berpayung sebuah Pohon besar yang digambarkan sebagai "cikrak" (keranjang) penghela panas dalam pertapaanya, seolah menguatkan fakta bahwa patung Joko Budheg memang menyimpan pesan-pesan magic yang sebegitu penting dalam kehidupan. Sebuah simbol kearifan lokal yang tetap kami pegang teguh dari masa ke masa. Relief-relif sejarah yang mengajari kami tetap membumi, rendah-diri sebagaimana literatur yang kental dalam adat-istiadat masyarakat jawa pada umumnya.

Bicara tentang pengelolaan kawasan wisatanya, kelompok sadar wisata (Pokdarwis) desa Tanggung, dalam hal ini bekerja-sama dengan dinas pemerintah, seperti halnya dinas perhutani, dinas pariwisata dan dengan masyarakat sekitar untuk menyulap kawasan tersebut, dari periode tahun 2014 yang mulanya hanya gunung tidak terurus, perlahan-lahan menjadi tersistem rapi, dan sempat ‘boming’ pada periode 2016 menjadi kawasan wisata paling trending yang hampir tiap minggu parkiranya dipenuh oleh wisatawan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya