Tradisi Unik Kebo-Keboan, Simbol Kemakmuran Suku Osing

Tradisi Unik Kebo-Keboan, Simbol Kemakmuran Suku Osing - GenPI.co
Masyarakat desa yang menjadi kerbau atau manusia kerbau

Pelaku keboan didesa Aliyan kesurupan roh leluhur sebelum tampil,jumlah keboan saat tampil adalah 18 orang dan bisa lebih. Pada prosesi ritual Keboan desan Aliyan diawali dengan mendirikan gapura dari bambu yang dihiasi hasil petani masyarakat setempat seperti, padi, jagung, tebu, aneka macam buah-buahan dan juga sayur- sayuran.

Setelah itu mereka melakukan selamatan di empat penjuru desa, setelah itu barulah masyarakat melakukan arak-arakan kerbau manusia keliling desa layaknya sedang membajak sawah, oleh seorang petani dan seorang wanita cantik sebagai simbol Dewi Sri yang menabur benih sepanjang jalan. Manusia yang menjadi keboan adalah seorang pria dewasa. Namun, remaja dewasa juga bisa tapi sebagai pengiringnya.

Baca Juga : Mengenal Barapen, Tradisi Memasak ‘Bakar Batu’ Dari Papua

Serupa tapi tak sama, bila di Desa Alasmalang ritual kebo-keboan, berawal dari musibah pagebluk saat seluruh masyarakat diserang penyakit dan hama juga menyerang lahan pertanian. Seminggu sebelum menjelang upacara kebo- keboan masyarakat bergotong royong untuk membersihkan desa. Pada saat upacara sama dengan desa Aliyan melakukan arak arakan dengan petani juga Dewi Sri sebagai simbol membawa benih.

Puncaknya di persawahan kebo-keboan tersebut mulai memperlihatkan perilakunya yang mirip dengan seekor kerbau, yang sedang membajak sawah. Pada saat sedang berkubang, sebagian masyarakat turun ke sawah untuk menanam benih padi yang diyakini membawa berkah.

Setelah benih di tanam, para peserta lainnya segera menyerbu untuk mengambil benih padi yang baru ditanam tersebut. Ratusan warna baik pria mau pun wanita tua atau pun muda rela berebut bibit padi karena dipercaya dapat dijadikan sebagai penolak lama dan mendatangkan keberuntungan serta membawa berkah. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya