
Digelar selama dua hari, rangkaian peringatan Hari Bumi 2018 digelar sangat padat. Bersama dengan Putri Indonesia, rangkaian ritual Hari Bumi dimulai dengan mengunjungi Rumah Hijau. Rumah Hijau ini merupakan komunitas yang memiliki unit usaha daur ulang limbah plastik. Limbah ini disulap jadi aneka kerajinan tangan juga komposting sampah plastik.
“Apa yang dilakukan Rumah Hijau ini luar biasa. Mereka mengolah limbah plastic yang sukar diurai hingga kembali memiliki nilai ekonomis. Kegiatan semacam ini bagus. Beban terhadap lingkungan sedikit banyak dikurangi. Lalu, antara ekonomi dan lingkungan bisa diseimbangkan,” ujarnya lagi.
Usai mengunjungi Rumah Hijau, aksi peduli lingkungan pun langsung dipraktekan kepada masyarakat. Ketiga Putri Indonesia ini pun menanam terumbu karang. Lokasinya ada di sekitar perairan Pulau Pramuka pada kedalaman 5 meter. Ketiga Putri Pariwisata tersebut didampingi oleh instruktur selam professional dari PADI dan difasilitasi oleh Family Divers Jakarta (FDJ).
“Melihat Putri-Putri Indonesia ini terjun langsung tentu sangat menggembirakan. Tanpa canggung, mereka menyelam dan melakukan penanaman terumbu karang. Mereka memberikan teladan yang baik kepada masyarakat,” kata Komang Ayu lagi.
Selain berinteraksi langsung di lapangan, forum diskusi juga digelar. Dalam sesi diskusi ini muncul pula komitmen untuk menjadikan Kepulauan Seribu sebagai destinasi wisata berwawasan konservasi dan berkelanjutan. Lebih special lagi, komitmen ini mendapat support penuh dari Yayasan Putri Indonesia melalui promosi wisata bahari.
“Hari Bumi tahun ini sangat bermakna. Komitmen untuk melestarikan potensi alam Kepulauan Seribu sudah didapat. Agenda ini juga didukung penuh oleh Yayasan Putri Indonesia melalui promosi wisata bahari. Promosi yang dilakukan oleh Yayasan Putri Indonesia akan semakin mengangkat Kepulauan Seribu sebagai destinasi wisata terbaik,” ujarnya.
Rangkaian agenda kegiatan pun berlanjut di hari kedua, Minggu (22/4). Bersama stakeholder terkait, para Putri Indonesia ini berkunjung ke Taman Nasional Kepulauan Seribu. Mereka juga menanam bibit mangrove di areka taman nasional ini. Menutup rangkaian ritual dari Hari Bumi 2018, grebeg sampah di Pulau Panggang pun dilakukan. Tujuannya menjadikan kawasan ini bebas sampah dan bersih.
“Hari Bumi 2018 ini momentum menguatkan komitmen konservasi dan menjaga kebersihan lingkungan. Agenda ini bagus untuk Kepulauan Seribu. Alam di sana akan lestari, lalu semakin bersih dari sampah. Dengan kondisi seperti ini, Kepulauan Seribu menjadi destinasi pariwiata yang sangat layak dikunjungi. Atraksi, akssibilitas, dan amenitas di sana luar biasa,” tutup Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News