Dulu Kita Jadi Audience, Kini Jadi Nara Sumber di MPD

Dulu Kita Jadi Audience, Kini Jadi Nara Sumber di MPD - GenPI.co

Selama ini, Indonesia lebih banyak menjadi audience, pendengar, pemirsa, dan pihak yang mendapatkan materi pelatihan. Pasca MPD – Mobile Positioning Data, yang sudah diterima UNWTO sebagai metoda penghitungan terbaru dengan teknologi digital, Indonesia naik level. 

“Alhamdulillah, Indonesia menjadi pelopor dalam memanfaatkan big data dalam penghitungan wisman, bahkan wisnus. Sehingga lebih efisien, on time, dan lebih murah tentunya. Suatu kebanggaan bagi Indonesia, dengan disetujuinya pemanfaatan MPD untuk menghitung wisman oleh Sekjen UNWTO, dan bisa diimplementasikan di Negara lain,” kata Adi Lumaksono, Sestama BPS yang ikut pertemuan dengan UNWTO. 

Memang, lanjut Adi, masih perlu mempertajam kembali konsep wisatawan. “Pertama, di luar lingkungan sehari-hari atau outside usual environment. Kedua, tidak untuk bekerja memperoleh penghasilan di tempat yang dikunjungi. Dua hal ini harus bisa digunakan untuk menyaring data MPD,” kata Adi Lumaksono. 

Hal serupa juga dirasakan oleh Menpar Arief Yahya. Kini Indonesia naik level, menjadi pemberi materi atau nara sumber, yang membagi ilmu kepada banyak negara soal teknologi terbaru penghitungan wisman-wisnus. Indonesia sendiri sudah mengimplementasikan teknologi ini sejak 2016. “Ya, kita ikut bangga, ini reputasi Indonesia, prestasi Indonesia, sekaligus untuk mempromosikan Indonesia di dunia,” ungkap Menpar Arief Yahya, saat di Madrid, Spanyol. 

UNWTO – United Nation World Tourism Organization sudah merekomendasikan MPD sebagai teknologi yang bisa diterapkan di banyak negara di dunia. Terutama di Afrika yang membutuhkan sentuhan teknologi itu. Sekjen UNWTO Mr Zurab Pololikashvili secara lisan sudah meminta Indonesia untuk mentransfer teknologi ini ke berbagai negara yang membutuhkan. “Sekaligus untuk promosi pariwisata Indonesia,” katanya. 

Dan, Menpar Arief Yahya pun menyanggupinya. Kebetulan, saat bertemu dengan UNWTO, di arena `FITUR Madrid, 24 Januari 2019, dia juga didampingi oleh Sestama BPS Adi Lumaksono. Badan Pusat Statistik Indonesia juga akan semakin terpercaya, karena menemukan model statistik yang berbasis digital dan teknologi.
“Soal teknologi, itu sudah dipikirkan oleh tim Kemenpar, metodologi statistiknya digawangi BPS, lalu kerjasama luar negerinya bersama Kementerian Luar Negeri,” sebut Arief Yahya. 

Selain Adi Lumaksono, pertemuan dengan UNWTO itu juga bersama Dubes RI di Madrid Hermono. Maka, ini akan menjadi pintu buat konten teknologi digital dalam diplomasi dan kerjasama Indonesia dengan dunia internasional. “MPD akan mengangkat reputasi Indonesia di kancah dunia,” jelas Arief Yahya. 

Inovasi MPD juga mempertegas prinsip-prinsip dalam digital. The more digital, the more personal. The more digital the more global. The more digital the more professional. “Di MPD, semuanya masuk. Semakin personal, kareta lebih mengenal profile customers, wisatawan, dari mana, berapa lama, dan frekuensinya,” ungkapmya. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya