GenPI.co 
Perayaan Imlek di Singkawang memang agak sedikit berbeda dan penuh dengan ketegangan. Pawai Tatung merupakan sebuah parade kesaktian warga Dayak-Tiongkok. Parade ini dilakukan pasca Hari Raya Imlek, yaitu pada saat Cap Go Meh.
Pawai Tatung merupakan pawai yang sudah berasimilasi dengan budaya lokal. Tatung sendiri berasal dari bahasa Hakka yang berarti orang yang dirasuki roh, dewa. leluhur atau kekuatan supranatural. Pawai Tatung di Singkawang merupakan pawai Tatung terbesar di Dunia.
Baca juga: Pesona Klenteng di Kawasan Pecinan Manado
Sebelum pawai berlangsung warga Tionghoa Singkawang melakukan sembahyang di Vihara. Mereka meminta izin kepada para dewa, agar ritual Tatung berjalan lancar dan terhindar dari hal-hal buruk selama festival berlangsung. Setelah itu upacara pemanggilan Tatung dipimpin oleh seorang pendeta, konon yang dipanggil adalah roh baik yang mampu menangkal roh jahat.
Roh baik yang dipanggil adalah roh pahlawan dalam legenda Tiongkok, seperti panglima perang, hakim, sastrawan dan lainnya. Roh tersebut bisa masuk ke dalam tubuh pemeran Tatung yang memenuhi syarat. Sementara para tatung diwajibakan untuk puasa selama tiga hari sebelum perayaan ini bermaksud agar mereka berada dalam keadaan suci dan Tatung diyakini memiliki kekuatan supranatural yang mampu melakukan pengobatan dan tolak bala.
Peserta pawai Tatum biasanya menggunakan kostum kebesaran Suku Dayak dan Negeri Tiongkok di masa silam dan diiringi dengan genderang. Pawai ini dikenal mistik dan menegangkan karena ada atraksi tatung seperti berdiri tegak di atas tandu menggunakan kaki di atas pedang atau pisau. Selain itu juga ada atraksi Tatung yang menancapkan besi ke pipi, lidah atau kerongkongan. Menariknya para Tatung tidak terluka sedikitpun.
Sebelumnya ada pawai lampion, arak-arakan barongsai naga dan pawai naga, baru setelah itu perayaan Cap Go Meh berlangsung.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
