Lau Yusheng, Tradisi Imlek yang Sarat Filosofi

Lau Yusheng, Tradisi Imlek yang Sarat Filosofi - GenPI.co

BATAM – Chinese New Year Eve Celebration 2019 lebih dari sekadar perayaan Imlek. Banyak pengetahuan seputar Imlek yang dibagikan. Salah satunya tradisi Lau Yusheng. Aktivitas Lau Yusheng dilakukan saat makan. Filosofinya adalah harapan akan kemakmuran sepanjang tahun.

Chinese New Year Eve Celebration berlangsung di Ballroom C, Golden Prawn, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Selasa (5/2). Sebanyak 600 wisatawan, 320 diantaranya mancanegara, sangat kompak melakukan Lau Yusheng.

“Lau Yusheng sudah menjadi tradisi setiap Imlek. Bagaimanapun, Imlek perayaan universal dari Tiongkok. Mau dimanapun, tradisi Imlek yang dijalankan pasti sama, termasuk Lau Yusheng ini. Ada makna besar yang dimiliki dari aktivitas ini,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam Ardiwinata, Selasa (5/2) malam.

Lau Yusheng digelar setelah aksi Barongsai dan Cai Sen Ye. Secara fisik, tampilan Lau Yusheng ini menarik karena warna warni. Komposisinya pun bervariasi dengan makna kemakmuran dan kegembiraan. Aktivitas Lau Yusheng terdiri ikan salmon dan sayuran. Untuk sayuran berupa wortel, lobak, jeruk, kacang, aneka manisan, paprika merah, dan lainnya.

Yu Sheng disajikan bersama saus. Komposisi sausnya unik dengan buah plum, lada putih, dan minyak zaitun. Ikut dilarutkan juga wijen panggang plus bubuk kayu manis. Kehangatan terlihat dari aktivitas mengaduk Yu Sheng. Menggunakan sumpit, sembari mengaduk para anggota keluarga sesekali berteriak ‘lo hei’ yang artinya ‘aduk’.

“Imlek sebenarnya momentum berkumpul seluruh anggota keluarga. Berikutnya, mereka lalu saling mengunjungi. Semua diawali dari makan malam bersama. Tradisi yang dijalankan memang unik dengan makna yang luar biasa,” tutur Ardiwinata lagi.

Yu Sheng ini pun jadi simbol kemakmuran. Ada makna harapan melimpahnya rezeki hingga nasib baik. Untuk itu, ada beragam tata cara yang diterapkan. Sebelum Yu Sheng diracik, semua mengucapkan ‘Gong Xi Fa Cai, Wan Shi Ru Yi’. Artinya, kurang lebih ucapan selamat atas kesuksesan. Ada doa dengan harapan terkabulnya semua permohonan.

“Perayaan Imlek melalui Chinese New Year Eve Celebration 2019 ini sangat menarik. Ada banyak nilai dan pengetahuan yang dibagikan. Semua diawali dengan doa dan pengharapan akan sebuah kebaikan di tahun baru. Yu Sheng mengajarkan semuanya. Ada juga kebersamaan yang kuat di situ,” terang Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani Mustafa.

Berikutnya, sembari menambahkan ikan meluncur kata ‘Nian Nian You Yu’. Hal ini sebagai penegas dari harapan berupa rezeki melimpah di tahun baru ini. Ikan salmon yang disiapkan lalu diberi perasan jeruk sembari membuat permohonan. Kata yang diucapkannya adalah, ‘Da Ji Da Li’. Arti yang disampaikan berupa harapan mendapatkan rezeki besar.

Salmon menjadi simbol kemakmuran. Hal ini tidak lepas dari value tinggi yang dimiliki ikan salmon di pasaran. Aktivitas dilanjutkan dengan menaburkan minyak wijen dan kacang. Doa yang dipanjatkan adalah ‘Jin Yin Man Wu’. Maknanya kurang lebih, meminta agar kehidupan keluarga dipenuhi emas dan perak.

“Ada banyak pembelajaran dan kebaikan dari perayaan Imlek. Semua diajarkan, bahwa dalam hidup ada banyak tata cara yang harus diikuti. Kalau ingin baik, maka semua harus dijalankan. Semoga perayaan tahun ini membawa kebaikan bagi semua,” jelas Asdep Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati didampingi Kabid Pemasaran Area II Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Trindiana M Tikupasang.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengungkapkan, Chinese New Year Eve Celebration dan Imlek selalu meniupkan optimisme.

“Aktivitas ini menyiratkan optimisme yang besar. Pasti selalu ada kebaikan kalau semua dilakukan bersama. Semua pasti telah belajar banyak dari moment ini. Di situ juga ada penghargaan bagi pluralisme. Semua dirawat sesuai kepercayaannya,” tutupnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya