
Sama sepertiku, Bubul juga benci pada kucing. Bahkan kebenciannya itu sampai pada tingkat ekstrem. Seingatku ada 3 ekor kucing yang menemui ajal di rahang perkasa Bubul.
Para kucing naas itu nekat melewati celah pagar rumah, lalu panik dan tak sempat menyelamatkan diri saat Bubul menyergap dengan ganas. Yang selanjutnya terjadi, kami harus sibuk menggali tanah untuk mengubur jasad-jasad mereka yang koyak.
Kembali ke si Kucing baru ini. Memang pada awalnya aku kesal sekali dengannya. Tapi melihat binar mata Joter saat memandangi kucing itu, aku tidak sampai hati. Apa lagi anak laki-lakiku itu merelakan beberapa puluh ribu rupiah dari celengannya untuk membeli makanan bagi kucing barunya itu.
Padahal, Joter menabung untuk membeli Drone yang dilihatnya dalam sebuah tayangan di YouTube. Tiap hari ia menabung Rp 5 ribu hasil menodong ibunya. Plus baru-baru ini ia mendapat beberapa lembar uang lima puluh ribu dari Opa Gaba yang tinggal di tak jauh dari sini.
Sebenarnya bukan Joter saja yang mendapatkan uang dari sang opa. Tere, adik perempuannya, juga kebagian. Sementara si adik telah memiliki beberapa potong baju dari lembaran itu, Joter memutuskan untuk menabung saja, demi satu unit drone yang entah kapan bisa terbeli.
Lah, kebablasan berkisah hingga lupa tujuan cerita ini dibuat, yakni tentang kucing. Lama kuperhatikan, kucing ini rupanya punya mantel bulu yang elok dengan kombinasi coklat dan abu. Di sisi tubuhnya terdapat semacam garis yang membentuk corak melingkar. Demikian pula di sisi sebelahnya.
Garis melingkar itu naik ke atas lalu sejajar dengan tulang punggung dan terus ke belakang hingga mencapai ekor. Sementara keempat kakinya dihiasi motif mirip harimau.
BACA JUGA: Darahku Mendidih di Era Pandemi Corona, Anakku Ternyata…
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News