Gara Gara Tiket Mahal, Presiden Jokowi Pun Kena Sasaran

Gara Gara Tiket Mahal, Presiden Jokowi Pun Kena Sasaran - GenPI.co

JAKARTA - Tiket mahal dan turun basa basi, itulah yang membikin netizen setiap hari “marah” sampai menyerang Presiden Jokowi. Sejak pertengahan Desember 2018, hingga kini, Minggu kedua Februari 2019 kritik pedas itu tak kunjung henti.

Puncaknya tadi malam, di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) ke-IV di Ballroom Puri Agung Hotel Grand Sahid Jakarta, Senin (11/2).

Tanpa basa basi, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Hariyadi Sukamdani berkeluh kesah, langsung di depan puluhan kamera dan dihadapan Presiden Jokowi.

Naik harga dan “ogah turun” itu bukan hoax, ini kenyataan. Badai gara-gara naik harga tiket itu menyambar sampai RI 1, sampai-sampai statemen Presiden Jokowi yang baru tahu soal kegaduhan tiket mahal dari Chairul Tanjung pun dijadikan bahan cemoohan.

Hariyadi Sukamdani menegaskan kenaikan ini sangat berimbas pada sektor pariwisata khususnya bisnis hotel, restoran dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), petani sayur dan peternak ayam. Dampaknya panjang, karena rantai bisnis pariwisata itu memang mengakar sampai ke dasar.

"Jangan sampai terjadi kartel di Industri pesawat terbang. Faktanya, Pak Menhub BKS sudah memanggil industri airlines, INACA, tetap saja bandel, turunnya dikit. Masyarakat masih menjerit. Padahal Ketua Inaca adalah dirut Garuda yang juga BUMN," ujar Hariyadi.

Agak aneh memang. pejabat nomor satu di Garuda Indonesia, membiarkan polemik berkepanjangan. Merelakan Presiden dikritik, Menteri Perhubungan dianggap tidak bisa menjaga tata niaga airlines, dan pemerintah dianggap gagal.

Keganjilan ini juga dilontarkan Presiden Jokowi langsung. “Ini memang aneh. Saya dapat Penghargaan sebagai Bapak Pariwisata Indonesia! Padahal harga tiket mahal,” aku Presiden Jokowi yang disambut tepuk tangan riuh.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya