Geser Jakarta, Tangsel dan Bekasi Miliki Kualitas Udara Terburuk

Geser Jakarta, Tangsel dan Bekasi Miliki Kualitas Udara Terburuk - GenPI.co
Ilustrasi polusi udara di Jakarta. Foto: Indonesia Expat

GenPI.co - Seiring dengan mulai dibukanya sejumlah fasilitas publik, maka kekhawatiran akan timbulnyua polusi udara kian besar. Apalagi masyarakat kini sudah mulai melakukan olahraga di luar ruangan seperti lari dan bersepeda.

Aplikasi pemantau kualitas udara Nafas merilis data yang menunjukkan adanya risiko kesehatan saat olahraga di luar ruangan pada 04.00 hingga 09.00 WIB berdasarkan Polusi Particulate Matter (PM2,5).

BACA JUGA4 Tips Membuat Sirkulasi Udara di Rumah Jadi Lebih Sehat

“Berdasarkan data temuan, banyak lokasi yang sering kali memiliki tingkat PM2,5 yang telah melebihi 100 (ambang batas aman),” kata Co-founder & Chief Growth Officer Nafas Piotr Jakubowski dalam keterangan resminya, Selasa (17/11).

Ada lima wilayah yang dipantau selama bulan Agustus 2020, yaitu DKI Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan, Depok, dan Bekasi. 
Hasilnya menunjukkan bahwa Bogor dan Jakarta Pusat memiliki pembacaan PM2,5 dengan rata-rata terendah.

Sementara itu, dua daerah yang memiliki pembacaan PM2,5 dengan rata-rata tertinggi adalah Tangerang Selatan dan Bekasi. 

"Bahkan, kualitas udara kedua kota ini tidak layak untuk berjalan di luar ruangan selama lebih dari 30 menit dalam lima hari berturut-turut," jelas Piotr

Sampel tersebut diambil dari 46 sensor kualitas udara di wilayah Jabodetabek pada kurun waktu selama olahraga pagi, yaitu pukul 05.00 hingga 09.00 WIB.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya