
GenPI.co - Aksi 1812 yang dimotori oleh Front Pembela Islam (FPI), PA 212, dan GNPF Ulama pada Jumat (18/12/2020), terlihat surut atau tidak segegap gempita seperti aksi-aksi mereka sebelumnya.
Akademisi Universitas Diponegoro Yuwanto berpendapat, FPI seperti telah kehilangan momentum yang tepat untuk melakukan aksi.
BACA JUGA: Unjuk Rasa 1812, Refly Harun: Pak Presiden Milih-milih Rakyat
Selain itu, muncul semacam keraguan di tubuh FPI terkait dukungan dari masyarakat terhadap aksi-aksi mereka saat ini.
“Sepertinya ada keraguan apakah aksi mereka itu akan memperoleh dukungan fisik secara langsung, atau setidaknya simpati dari publik,” ujar Yuwanto kepada GenPI.co pada Sabtu (19/12/2020).
Ketua Program Studi Doktor Ilmu Sosial itu menilai, kepentingan yang dibawa FPI pada aksi kali ini dianggap tidak lagi semendesak seperti masa-masa sebelumnya.
BACA JUGA: Melongo! Melanie Subono Beberkan Potret Anggun Memesonanya
Yuwanto lantas membandingkan dengan hiruk pikuk aksi 212 pada 2016. Saat itu isu yang diangkat ialah penistaan agama, yang kemudian berkembang sampai ke Pilkada DKI Jakarta setahun setelahnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News