Atraksi Wisata, 111 Kuda Renggong Sumedang Pamer Aksi

Atraksi Wisata, 111 Kuda Renggong Sumedang Pamer Aksi - GenPI.co
Atraksi Kuda Renggong

Dalam masa-masa itu, kuda-kuda dibiasakan dengan ketukan musik dan
lingkungannya. Selanjutnya, kuda-kuda diajak mengenal filosofi ‘saruas
sabuku’. Dalam fase ini, kuda sudah memiliki harmonisasi kelenturan
kaki, gerakan tubuh, dan keseimbangan kepala.

“Keberhasilan Kuda Renggong sangat bergantung pada kepiawaian pawang.
Kuda ini harus selalu fit, makanya diberi makanan dingin. Hanya rumput
dan dedak, tapi dituntut menghasilkan energi besar. Agar gerakan
sempurna,” kata Asep Cepot lagi.

Terdapat tiga unsur yang dinilai pada setiap penampilan Kuda Renggong.
Ada wirahma, wiroga, dan wirasa. Wirahma merupakan kesesuaian dengan
alunan musik. Wiroga itu keluwesan gerakan kuda. Tidak kalah penting
chemistry kuda dengan pawang atau wirasa.

Bendahara Yaskures, Asep Dedi menerangkan, Sumedang sebenarnya
memiliki beberapa event Kuda Renggong.

“Pesona Wisata Atraksi 111 Kuda Renggong ini menjadi gebyarnya. Selain
itu, kami juga punya agenda rutin, yaitu Festival Kuda Renggong. Tahun
2017 lalu, Festival Kuda Renggong digelar pada 27 September. Tapi,
setiap kecamatan hanya mengirim 3 kuda saja. Jumlahnya lebih sedikit
dari Atraksi 111 Kuda Renggong ini,” tuturnya.

Dijelaskannya, Festival Kuda Renggong memiliki 4 kategori event. Ada
silat, ibing sandle, ibing blasteran, dan musik. Asep Dedi
melanjutkan, status 3 besar di Festival Renggong 2017 akan ditampilkan
pada Pesona Wisata Atraksi 111 Kuda Renggong 2018. Ketiganya menjadi
penari pengiring sambil berjalan. Terlihat lebih meriah, setiap kuda
juga diikuti 6 orang penari.

“Juara 1 sampai 3 Festival Kuda Renggong akan turun. Tujuannya biar
semakin semarak. Kami harap ini akan menjadi daya tarik tersendiri.
Sebab, kami kesulitan promosi pada setiap event Kuda Renggong. Kami
beruntung ada dukungan dari Kementerian Pariwisata untuk event kali
ini,” ujarnya lagi.

Dalam setiap event, Festival Kuda Renggong selalu menghabiskan
anggaran Rp150 juta. Tahun lalu, Yaskures mendapat subsidi sebesar
Rp80 juta dari Dinas Pariwisata.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya