
Selain meninjau proses panen dan berbincang dengan pelaku budidaya, Trenggono juga melepasliarkan dua persen lobster hasil panen ke laut di sekitar perairan Desa Sumberkima sebagai upaya menjaga keberlanjutan.
“Keseimbangan alam juga dijaga dengan melakukan restocking atau pelepasliaran ini,” pungkasnya.
Direktur PT Lautan Berkah Perkasa Dwi Hariyanto menjelaskan bahwa ada dua jenis lobster yang dibudidayakan di keramba jaring apung yang dikelolanya, yakni pasir dan mutiara.
Dia menargetkan 100 petak kerambanya mampu memproduksi 24 ton lobster per tahun.
Budi daya dmemakai sistem budidaya seperti Vietnam. Ia menjelaskan, bibit ditaruh di kandang, lalu dimasukkan ke laut di kedalaman 5 meter.
"Di kedalaman tersebut, suhu dan salinitas terjaga dan lobster terlindungi dari sinar matahari langsung," urai Dwi.
Dari aktivitas budi daya lobster ini, terserap 10 orang tenaga kerja lokal.
Sementara itu, nelayan penyuplai benih jumlahnya lebih dari 100 orang serta berasal dari Banyuwangi, Jembrana dan Tabanan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News