Bagi Moeldoko, kontribusi dan pengabdian guru dan tenaga kependidikan honorer sangat besar bagi pengembangan sumber daya manusia.
Namun, itu belum sebanding dengan upah yang masih jauh dari standar. Upahnya masih jauh dari kesan layak hidup.
“Kami punya semangat yang sama untuk membantu nasib guru dan tenaga kependidikan honorer. Setelah pertemuan ini, GTKNHK bisa berkomunikasi secara intens dengan KSP untuk memperjuangkan apa yang diinginkan,” tuturnya.
Tinon Wulandari, guru honorer di SMK, sempat merasa bahagia saat mendengar kabar adanya rekrutmen untuk 1 juta orang melalui seleksi P3K.
Namun pada kenyataannya, perempuan dengan sapaan Wulan ini merasa seleksi P3K tersebut tidak berpihak pada guru dan tenaga kependidikan honorer.
“Dalam perjalanannya, seleksi P3K itu untuk umum, tidak memperhitungkan masa bakti,” ungkap Wulan.
Imbasnya, guru dan tenaga kependidikan honorer usia di atas 35 tahun menjadi berat karena harus bersaing dengan yang lebih muda.
BACA JUGA: Rezeki Hebat Menanti Zodiak Aries, Taurus & Gemini di Februari
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News