Ulap Doyo, Wastra Nusantara Suku Dayak Benuaq

Ulap Doyo, Wastra Nusantara Suku Dayak Benuaq - GenPI.co
Ulap Doyo, kain tenun ikat khas Dayak Benuaq. (Foto: IndonesiaKaya)

GenPI.co - Suku Dayak Benuaq diam di Tanjung Isuy, Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur. Perempuan suku itu  menghasilkan wastra nusantara berupa tenun ikat dengan motif indah. Namanya Ulap Doyo. Tenun ikat ini istimewa karena memanfaatkan serat tanaman non kapas. Pewarnanya pun alami. Bahan-bahan Ulap Doyo ini berasal dari hutan Kalimantan.

Ulap Doyo telah ada sejak abad ke-16 masehi, pada masa akhir kerajaan Kutai Martadipura.  Pada masa itu, tenun ikat ini dipergunakan dalam acara adat dan dalam kehidupan sehari-hari. Pria dan wanita boleh memakai Ulap Doyo. Namun ada motif-motif yamg khusus yang hanya boleh dipakai kelas sosial dan ekonomi tertentu. Ini terkait dengan budaya di masa Kutai Martadipura yang masih mengenal kasta seperti di India.

Proses pembuatannya unik. Bahan benang kain tenun ini berasal dari daun Doyo, yakni sejenis tanaman pandan  yang tumbuh liar di hutan dan kebun warga Dayak. Daun ini lalu diolah di sungai dan dijadikan serat, lalu dijalin menjadi benang dan diberi pewarna alami dari berbagai tumbuhan hutan. Hasil akhirnya adalah kain berukuran 200 cm x 80 cm.

Namun sayang, Ulap Doyo terancam punah. Penyebabnya tidak diduga-duga, karena kerusakan hutan.

Hutan tempat tanaman Doyo tumbuh alami secara liar telah beralih fungsi. Dikutip dari Kaltim Post,  Wahana Lingkungan Kaltim mencatat sekitar 60 persen hutan di Kutai Barat sudah beralih fungsi l menjadi kebun sawit atau tambang Batubara. Hal ini menyebabkan daun Doyo makin sulit dicari. Bila kerusakan ini terus berlangsung, kain tenun ikat Ulap Doyo akan punah.

Untuk melestarikannya, warga Kalimantan Timur telah berusaha membudidayakan Doyo di halaman rumah atau ditanam dalam pot. Sementara pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan Ulap Doyo sebagai Warisan budaya tak benda sejak tahun 2013.

Selain dijadikan pakaian tradisional, Ulap Doyo juga dijadikan tas, dompet, dan pakaian modern. Kerajinan turunan Ulap Doyo  bias didapatkan  pula di beberapa toko souvenir di Samarinda. Mari dukung kain lokal!

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya