Mengapa Masyarakat Indonesia Senang Share Konten Negatif?

Mengapa Masyarakat Indonesia Senang Share Konten Negatif? - GenPI.co
ilustrasi

GenPI.co - Masyarakat Indonesia dinyatakan lebih senang berbagi konten negatif ketimbang yang positif. Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terdapat total 547.506 laporan konten negatif sampai akhir 2018, yang 531.304 di antaranya di Twitter.

Menurut Sosiolog Universitas Indonesia, Daisy Indira Yasmine, masyarakat Idnonesia cenderung lebih senang berbagi konten negative di media sosial karena sesuatu yang bertentangan dengan nilai dan norma masyarakat, dianggap lebih menarik. 

“Masyarakat Indonesia kan punya nilai gotong-royong, kepedulian dan keramahan. Nah ketika masyarakat menemukan hal yang berlawanan dengan nilai tersebut, itu dianggap lebih menarik,” kata Daisy (15/4).

Baca juga: Di Era Digital, Apa yang Dicari Orang di Toko Buku?

Sementara itu menurut Psikolog Anak, Astrid Wen, masyarakat Indonesia lebih tertarik dengan konten negatif karena pola pengasuhan yang salah. Pola pengasuhan anak yang hanya melarang untuk berbuat sesuatu yang negative tanpa penjelasan, membuat anak semakin penasaran, dan justru mendekati hal-hal negatif tersebut.

“Kebanyakan orang tua hanya melarang ini salah, ini tidak boleh dilakukan, tapi tidak dijelaskan alasan mengapa hal itu tidak boleh dilakukan. Hal itu menyebabkan seseorang menjadi cenderung penasaran dengan hal-hal negatif yang dilarang,” kata Astrid.

Menurut Daisy, untuk meminimalisir konten negative, perlu ada peran dari pemerintah untuk menerapkan regulasi yang lebih ketat terkait penyebaran konten negative di media sosial. Selain itu, peran keluarga juga penting, untuk memberikan edukasi yang benar dalam bermedia sosial.


Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya