Belanja Turis Asing Berkurang, Indonesia Salah Membidik Segmen?

Belanja Turis Asing Berkurang, Indonesia Salah Membidik Segmen? - GenPI.co
Ilustrasi-Turis asing liburan di Bali. Foto: JPNN

GenPI.co - Perhitungan antara pertumbuhan turis dan kenaikan pendapatan negara dari pariwisata menunjukkan tren unik, yaitu menurunnya belanja para turis. apakah turis yang datang semakin miskin atau Indonesia salah membidik turis?

Berdasarkan data jumlah kunjungan turis mancanegara ke Indonesia mengalami peningkatan besar, dari 11,52 juta orang turis pada tahun 2016 menjadi 15,81 juta pada tahun 2018. sementara pemasukan negara dari sektor pariwisata melonjak dari 13,6 miliar USD pada tahun 2016 menjadi 16,1 miliar USD pada tahun 2018.

Namun ketika diambil rata-rata, maka terjadi penurunan jumlah uang yang dikeluarkan oleh wisman di Indonesia. pada tahun 2016, wisman menghabiskan uang sekitar Rp 16,6 juta per orang sementara pada tahun 2018 belanja mereka berkurang menjadi Rp 14,37 juta per orang.

BACA JUGAKerusuhan Papua, Ratusan Turis Asing Batalkan Pelesiran

menurut Agus Priyono MM, Analis Kebijakan dan Ahli Industri Pariwisata, Kementerian Pariwisata, penyebab penurunan itu bukan karena turis yang semakin rendah kelas ekonominya atau kekeliruan Kemenpar memilih segmen, namun karena perkembangan cross border tourism dan kemajuan teknologi. 

Turis yang datang dari negara tetangga semakin banyak namun mereka tidak menginap lama, hanya satu atau dua malam. turis ini biasanya masuk dari perbatasan, terutama dari Batam. Karena waktu singgahnya tidak lama, maka belanjanya pun berkurang. 

Sementara itu kemajuan teknologi memudahkan turis asing untuk memilih sendiri tujuan wisata mereka, dimana mereka makan dan belanja, dan menginap. seringkali mereka berbelanja dan menginap di tempat yang tidak terpantau transaksinya sehingga luput dari perhitungan pajak. Hal ini dirasakan oleh Provinsi Bali yang melihat peningkatan pariwisata namun dalam waktu yang sama penurunan belanja. 

"kalau turis-turis Eropa yang long distance menginapnya tetap saja spending-nya banyak," ujar Agus kepada GenPI.co di Jakarta, Selasa (24/9).

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya