Anjlok Dampak Perang Rusia, Aset Kripto Perlahan Tumbuh dan Riuh

Anjlok Dampak Perang Rusia, Aset Kripto Perlahan Tumbuh dan Riuh - GenPI.co
Ilustrasi trader sedang trading mata uang kripto termasuk Bitcoin. Foto: Asep Wahyudin/GenPI.co

GenPI.co - Pekan ketiga Maret 2022 bisa menjadi momen yang krusial bagi market aset kripto. Pasalnya, pada Kamis (17/3), The Fed kemungkinan besar akan mengumumkan keputusan kenaikan suku bunga acuan.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono menjelaskan, saat ini posisi market kripto memang sedang perlahan tumbuh untuk lepas dari sentimen negatif akibat ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, namun kedepannya bisa dihantam kembali oleh keputusan kenaikan suku bunga acuan The Fed.

"Rencananya, The Fed akan mengerek suku bunga acuannya untuk pertama kalinya tahun ini pada rapat yang digelar Kamis (17/3) mendatang. Alhasil, market kripto masih labil, akibat aksi pelaku pasar yang masih wait and see,” kata Afid dalam keterangan resminya, Rabu (16/3).

BACA JUGA:  Resmi, Singapura Terapkan Pembatasan Kripto ke Rusia

“Namun, nampaknya pelaku pasar sudah keburu cemas dengan kenaikan yang bakal terlalu agresif," imbuh Afid.

Sikap wait and see itu tercermin di dalam rendahnya volume perdagangan aset kripto dalam sepekan terakhir. Data Coindesk menunjukkan volume trading BTC di berbagai platform exchange kemarin mencapai level terendahnya sejak 19 Februari.

BACA JUGA:  Suku Bunga Acuan Bakal Naik, Aset Kripto Harap-Harap Cemas

Afid menduga sikap itu membuat investor buru-buru menjauh dari pasar kripto dan bergerak menuju aset yang lebih aman sebagai bentuk perlindungan.

Aksi panic selling itulah yang diduga membuat pasar kripto bisa terjerumus ke situasi bear market dalam jangka waktu sementara.

Di sisi lain, sentimen positif yang sedikit bisa menggerakan market kripto adalah dampak dari cuitan Elon Musk yang mengaku punya Bitcoin, Ethereum dan Dogecoin dalam portofolio aset kriptonya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya