
Di momen seperti ini, mendadak ibuku memberiku nasihat dan harapan yang begitu berkesan.
"Ibu percaya, di agama barumu nanti, kamu bisa jadi orang yang lebih baik," ucap ibu kepadaku.
Ucapan ibu bukan hanya manis di mulut. Orang yang melahirkanku itu langsung menyiapkan segala hal menuju proses aku memeluk Islam.
Ibuku mulai mencari ustaz terbaik untuk membimbingku ke dalam agama Islam, sekaligus melakukan prosesi mualaf.
Pilihan ibuku akhirnya jatuh ke imam masjid Agung di Cilacap.
Setelah itu, ibuku mulai mempersiapkan proses syahadat di rumah, sekaligus acara syukuran.
Ibuku pergi ke pasar dan mempersiapkan sejumlah makanan sebagai bentuk rasa syukur.
Pokoknya dari A sampai Z tak ada yang terlupa. Ayah, yang sudah sedari awal beragama Islam juga tak kalah antusias mendukungku menjadi mualaf.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News