Kisah Mualaf: Hidayah Allah Datang Kepadaku Tanpa Aku Minta 

Kisah Mualaf: Hidayah Allah Datang Kepadaku Tanpa Aku Minta  - GenPI.co
Dinda, seorang mualaf. Foto: doc Dinda

“Nggak, Din. Itu nggak salah, karena kan kerudung itu hanya helai pakaian saja. Artis itu banyak yang Kristen, tapi harus berperan jadi Islam,” jawabnya.

“Terus, kenapa ya, Tuhanku dibilang manusia, Pak?” tanyaku pada dia saat itu.

“Tuhan itu tidak beranak dan diperanakkan. Tuhan juga tak berwujud, Din. Kamu coba tonton deh video-video ceramah di komputer saya itu,” jawabnya kala itu.

Dari percakapan itu mulai timbul beberapa pertanyaan dan yang pada akhirnya membuat aku memantapkan hati untuk masuk Islam dengan ikhlas menerima segala risiko.

Aku mengambil keputusan untuk mualaf di usia 16 tahun.

Respons orangtuaku saat itu sangat marah dan tidak terima dengan keputusanku, apalagi Bapakku. Aku masih dipaksa untuk pergi ke gereja, bahkan sampai diancam untuk tak dibiayai untuk mengikuti UN.

Namun, akhirnya aku pun pergi ke gereja bersama orangtuaku karena mengikuti saran orang-orang terdekatku. Mereka menyarankanku untuk mengikuti kemauan orangtuaku dulu untuk pergi ke gereja.

“Ikuti saja dulu mau orangtuamu, yang penting niatmu bukan untuk mengimani agama Kristen lagi. Ingat Allah terus saja di mana pun dan kapan pun,” saran salah satu orang terdekatku saat itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya