
Jantungku berdegub sangat cepat. Emosiku mulai tak stabil dan keringat sudah mulai keluar di dahiku.
Bisa-bisanya hal ini terjadi denganku.
Bagaimana aku bicarakan hal ini dengan Sonia? Aku cinta padanya dan berniat untuk menikahinya setelah ada jalan keluar dari masalah perbedaan keyakinan kami.
“Coba aja dulu kamu kenalan sama Farah. Kalian sama-sama pintar dan seumur kok. Pasti bisa lancar dan cocok,” ujar Mama.
Mataku mulai berair. Kata-kata sudah tak mampu lagi kuucapkan untuk membalas perkataan Papa dan Mama.
Aku pun bangkit dari kursi dan berjalan keluar rumah. Terdengar suara Papa dan Mama memanggilku dari belakangku.
BACA JUGA: Aku Cinta Skripsi, Bimbingan, dan Lamaran
Namun aku tak peduli dan terus berjalan keluar. Setidaknya keluar dari kompleks perumahan Tante Isna dan mencari tumpangan menuju tempat yang aku juga tahu ke mana. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News