Kisah Merantau ke Jakarta: Ternyata Keras, Tak Seperti Film Cinta

Kisah Merantau ke Jakarta: Ternyata Keras, Tak Seperti Film Cinta - GenPI.co
ilustrasi sepasang kekasih. Foto: ND3000/elementsenvanto

GenPI.co - Dulu, saat kamu masih menjadi wanita satu-satunya yang ku cintai, Jakarta adalah harapan. Harapan untuk memiliki hidup yang lebih baik. Harapan untuk bisa menemuimu setiap waktu.

Akan tetapi, Jakarta selalu punya cara untuk memutarbalikan segala keromantisan.

Yang dianggap satu-satunya selalu tak berarti satu. Dia bisa saja punya angka dua dibelakangnya atau angka tiga lagi setelahnya.

BACA JUGA:  Kata Dokter Boyke, Cukup 15 Menit Langsung Joss

Namun, tekadku sudah bulat. Aku memutuskan untuk merantau ke Jakarta usai menyelesaikan kuliah. Aku ingin tinggal di mana kau juga tinggal di sana.

Bukan hal mudah, aku tahu kota ini keras. Akan tetapi, janji adalah janji dan itu harus ditepati.

BACA JUGA:  Pernyataan JK Bahaya, Tolong Hentikan

"Nanti sehabis kuliah, kamu cari kerja saja di sini, ya, biar deket," katamu.

Kalimat itu kemudian jadi cambuk untukku berjuang di kota orang. Sampai di kota ini, aku dihadapkan pada jalan raya yang tak pernah sepi dari bising kendaraan.

BACA JUGA:  Pengamat Bongkar Strategi Megawati Jelang Pilpres, Dahsyat

Meski aku tahu, di tengah keramaian ada banyak jiwa yang sepi dan kosong. Sesampainya di kota ini, aku sengaja tak memberi tahu kamu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya