GenPI.co 
"Ya, sudah, terserah saja. Selagi kamu minum susu pas lagi sama aku, itu nggak masalah," kataku lagi.
Hampir dua jam kami di angkringan sambil berbincang dan bekerja. Aku sangat menyukai suasana ini, karena terasa hangat dan intim perbincangan ini.
Aku lantas membujuknya untuk pulang karena sudah larut. Akan tetapi, Yari menununjukkan gejala yang sama setelah minum susu, yaitu mengantuk parah.
BACA JUGA: Udara Dingin Menyelinap di Sela Jendela, Mertua Sampai Betah
"Hei, hei, hei. Kamu masih sadar? Masih bisa jalan, nggak?" ujarku.
"Hah, hah? Iya ayuk ke mana lagi kita," jawabnya melantur.
BACA JUGA: Punggungku Memerah karena Ulah Mertua, Suami Marah-marah
Dengan sekuat tenaga untuk menggendong Yari, aku pun berusaha untuk tetap kuat hingga mengantarnya pulang.
Di perjalanan, Yari kerap bicara 'ngawur', yang artinya sudah benar-benar terpengaruhi oleh susu yang diminumnya.
"Semua gegara susu, nih, pasti. Kalau tahu begitu, aku larang dia, nih," gumamku.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
