
Kami biasanya berbuka puasa di masjid atau melakukan buka puasa bersama dengan teman-teman.
Beberapa orang biasanya menyantap roti dan hidangan manis yang terbuat dari susu saat berbuka puasa. Kami menyebut hidangan itu dengan Kheer.
Orang-orang juga biasanya memiliki banyak stok makanan di rumah mereka, seperti buah-buahan, sayuran goreng yang dilapisi tepung, salad buncis, dan lain-lain.
BACA JUGA: Puasa Ramadan di Taiwan, Rindu Keluarga Jadi Tantangan Terberat
Ada juga minuman khas Ramadan bernama Rooh Afza. Minuman ini sangat enak dan kamu wajib mencobanya.
Selain itu, aku merasa tidak ada banyak perbedaan waktu saat berpuasa di musim dingin atau musim panas.
BACA JUGA: Ibadah Ramadan di Paris, Fina Jadi Bisa Masak
Selama aku di Jerman tiga tahun terakhir, Ramadan juga jatuh pada April, Mei, dan Juni.
Saat musim panas di Jerman, matahari bersinar lebih lama, sehingga umat Islam bisa berpuasa selama 19 jam.
BACA JUGA: Ramadan di Jerman, Aku Menjadi Guru Ngaji untuk Anak Indonesia
Namun, di India kami berpuasa maksimal 16,5 jam pada musim panas. Sementara itu, kami berpuasa selama 12 jam di musim dingin.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News