Kisah Mualaf: Tak Sabar Menunggu Bedug dan Segelas Teh Manis

Kisah Mualaf: Tak Sabar Menunggu Bedug dan Segelas Teh Manis - GenPI.co
Michael Andrew, seorang mualaf. Foto: doc Michael

GenPI.co - Namaku Michael Andrew. Setelah memeluk agama Islam, aku tidak pernah mengganti namaku.

Kini, aku berusia 29 tahun dan bekerja. Sebelumnya aku beragama Katholik.

Aku berpindah agama pada tahun ini atas panggilan diri sendiri. Bahkan, aku juga tidak mengajak keluargaku untuk memeluk agama yang sama denganku.

BACA JUGA:  Kisah Mualaf: Sering Sambangi Masjid, Kini Aku Ucapkan 2 Syahadat

Aku sangat ingat dengan prosesku menjadi mualaf. Pada saat itu, aku menjadi seorang muslim di Mesjid Raya Bintaro Jaya. 

Suasananya kala itu cukup damai dan tenang kala itu bagiku. Rasanya mengucapkan dua kalimat syahadat sangat melegakan, walaupun pada awalnya masih belum terbiasa.

Namun, setelah melalui proses latihan akhirnya aku pun terbiasa. Meskipun begitu, aku tetap kesulitan dalam mengucapkan dua kalimat syahadat. Bahkan, berkali kali aku dibina oleh ustad.

Aku juga sempat mencoba berpuasa selama 29 hari pada tahun lalu. Rasanya susah susah mudah.

Akan tetapi, bagiku ibadah tersebut merupakan proses agar aku bisa menahan diri dan lebih bersabar. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya