Demi Lebaran di Kampung, Aku Rela Serabutan Tambal Ban

Demi Lebaran di Kampung, Aku Rela Serabutan Tambal Ban - GenPI.co
Ilustrasi lelaki sedih. Foto: Envato

GenPI.co - Perkenalkan, namaku Irfan Permana. Sehari-hari aku bekerja sebagai tukang tambal ban.

Aku ingin cerita sedikit tentang pengalamanku sebagai tukang tambal ban.

Suatu ketika aku buka dari pukul 06.00 pagi sampai dengan pukul 24.00 malam.

BACA JUGA:  Terpaksa Dilayani Menantu Saat Istri Pergi Dinas

Saat itu, aku ingin menutup tambal ban, tetapi seseorang datang menghampiriku. 

"Pak, saya mau tambal ban, dong, bisa, kan?" katanya kepadaku.

BACA JUGA:  Aku Pasrah Rahasiaku Dibongkar Bapak Mertua

Lalu, aku menjawab "Yah, saya mau tutup mas," ujarku.

Namun, laki-laki yang menghampiriku itu tetap memaksakan kehendaknya supaya ban motornya kutambal. 

"Tolong bantuin saya pak," paksanya kepadaku.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya