
“Pelan-pelan saja. Rasanya paling kayak digigit semut terus diolesi balsem geliga, hehe,” lanjutnya berusaha meyakinkan.
“Ayo nak, coba dulu, pasti nggak sakit. Papa yakin Om Hendro sudah terlatih nanganin orang-orang yang kejepit sarafnya. Dulu Papa pas lagi bujang juga pernah dipijit sama om langsung enakan,” sahut Papa.
“Emmmm…. yaudah deh. Adel coba tapi pelan-pelan ya om,” pintaku.
BACA JUGA: Pesona Bapak Kost Bikin Hati Bergetar, Nggak Sabar Ingin Pulang
“Ah sakit… duh aw aw… sakit om,” jeritku sambil merem melek.
Pelan-pelan jari jemari Om Hendro mulai menekan area tulang punggungku yang sakit.
BACA JUGA: Aku Tumbang di Kamar, Bapak Kost Datang Bawakan Vitamin
Dengan teknik yang terukur dan terlatih, ia mulai untuk memainkan telapak tangan dan ujung jari-jarinya dari atas ke bawah.
Pijatan Om Hendro sangat dinamis. Mulai dari yang paling lembut hingga sedang menuju kasar.
BACA JUGA: Suami Pulang Larut Malam, Papa Mertua Makin Sayang
Pada 5 menit pertama memang terasa sakit minta ampun. Namun, menit-menit berikutnya hingga selesai aku mulai merasakan badanku ringan dan nyaman.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News