Senior Kampusku Memaksa Aku Begituan di Perpustakaan yang Sunyi

Senior Kampusku Memaksa Aku Begituan di Perpustakaan yang Sunyi - GenPI.co
Ilustrasi: Pinterest

Sesampainya di perpustakaan, aku melihatnya sedang membuka laptop dan beberapa buku di meja. Aku pun menghampirinya sambil memberikan sebotol air mineral untuknya.

“Kak, ini minumnya yang tadi kakak titip,” ujarku sambil menyodorkan minuman tersebut.

“Oh Historia, terimakasih. Kamu sudah sampai ternyata ya, mari duduk,” katanya lembut.

Saat aku hendak duduk di sampingnya, aku melihat kotak transparan berisikan suntikan lengkap dengan jarumnya.

Seketika aku kaget dan ingin bertanya. Akan tetapi, aku terlalu takut untuk mempertanyakan hal tersebut. Sebab, mungkin saja suntikan itu adalah hal yang privasi.

Saat senja mulai datang, matahari sirna, dan kegelapan mulai muncul, perpustakaan ini pun semakin remang dengan penerangan yang tidak terlalu bagus.

Akan tetapi, aku tetap berniat mengerjakan skripsiku hingga Eren selesai. Karena, Eren bilang bahwa skripsinya tinggal sedikit lagi.

Beberapa saat kemudian, listrik pun padam. Aku tidak dapat melihat kecuali layar laptopku. Dari balik laptopku, ada seseorang yang tiba-tiba menutupnya hingga tidak ada satupun sumber cahaya di sini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya