GenPI.co 
Keluargaku memang cukup konservatif. Mereka masih belum terlalu bisa menerima status janda. Terlebih aku ini terbilang masih perjaka.
"Tenang, ya sayang," kataku, sambil mengecup keningnya.
Kami lalu berpelukan dengan erat. Dadaku jadi makin kencang.
Tangisnya makin menderu-deru. Dia menjerit sambil menangis. Aku mencoba menenangkannya.
Kepalanya tertunduk di pundakku. Pelan-pelan tangisnya reda.
Perempuan memang cukup unik. Sekali waktu dia menangis, tetapi beberapa menit kemudian hasratnya mengebu-gebu.
Sesaat badanku sudah dijatuhkan ke kasur. Permainan pun di mulai.
Dia memang begitu menggoda. Permainannya luar biasa khas janda yang sudah berpengalaman.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
.webp)
