
Rambutnya hitam bergelombang dan dipotong rapi. Gaya dan wajahnya sangat sesuai dengan tipe kesukaanku.
Orang ini sih pasti sudah punya pacar, jadi nggak mungkin aku dekati pikirku. Namun, tiba-tiba dia melirik ke arahku dan memperhatikanku dengan tatapan yang dalam.
Jantungku berdebar dan telapak tanganku basah karena sudah tiga menit laki-laki itu memperhatikanku.
Tiba-tiba juga, dia bangkit dari kursinya, mengambil gelas kopinya, dan duduk di bangku mejaku.
“Raisa? Aku gabung, boleh?” tanya laki-laki itu.
“Kok kamu kenal aku?” jawabku dengan cepat. Dengkulku sudah lemas karena ada laki-laki asing yang tampan tapi mengenalku.
“Aku Ervan. Kita belum pernah ketemu, ya, sebelumnya haha. Salam kenal, ya. Ngobrol-ngobrol, boleh?” katanya.
“Oh, Ervan? Ya, ya, boleh. Gimana?” jawabku.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News