DEAR DIARY

Puasa 17 Jam Lamanya, Tidak Membuat Aku Patah Semangat

Puasa 17 Jam Lamanya, Tidak Membuat Aku Patah Semangat - GenPI.co
Ragil Kurniawati (foto: Dok. Ragil Kurniawati)

Tidak jarang aku selalu membayangkan betapa serunya masa-masa berkumpul bersama keluarga, saat merayakan Ramadan. 

Kumpul keluarga besar unutuk berbuka puasa bersama, mengajukan makanan kesukaan, hingga bagi-bagi tunjangan hari raya (THR) untuk keponakan yang masih kecil.

BACA JUGARamadan saat Covid-19, Membuatku Rindu SOTR

Walau menjalankan puasa di negeri orang, aku bersyukur di Turki ini 99 persen penduduknya adalah muslim. Sehingga nuansa puasa sangat terasa. 

Selama tinggal di asrama di masa pandemi, aku memutuskan untuk memasak sendiri agar bisa lebih menjaga kesehatan diri sendiri juga orang lain.

Tempe mendoan dan es teh manis adalah makanan yang paling aku rindukan saat berbuka puasa. 

Pernah sesekali terpikir untuk memasak tempe. Namun, pada akhirnya aku membatalkan niatku, karena harga mentahnya saja sudah sangat tinggi.

Untuk mengobati rasa rindu yang tak bisa lagi dipendam, video call bersama keluarga saat jam buka puasa di Turki pukul 20.00, sedangkan di Indonesia sudah menunjukan pukul 12 malam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya