Ditutup Akibat Kapal Meledak, Ini Sejarah Jembatan Ampera

Ditutup Akibat Kapal Meledak, Ini Sejarah Jembatan Ampera - GenPI.co
View Jembatan Ampera di malam hari. (Foto: Foto: Instagram/@instapalembanggram)

Jembatan Ampera, ikon Kota Palembang, ditutup sementara pada Kamis (20/12) lalu. Pasalnya, terjadi insiden ledakan akibat terbakarnya Jukung Kayu di Sungai Musi. Asap hitam yang membubung sempat membuat panik mereka yang melintas di atas jembatan.

Dilansir dari Tribunnews.com, Kabid Operasional BPB-PK Palembang Hernedy mengatakan, pihaknya langsung mengerahkan satu Armada Fire Boat untuk memadamkan api di perairan. Sementara tiga unit mobil yang menyisir di daratan dari pinggiran sungai. Masalah dapat diatasi 30 menit kemudian.

Jembatan Ampera sendiri memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Kota Pempek itu. Selain sebagai sarana lalu lintas yang menghubungkan dua wilayah, Jembatan Ampera juga menjadi sarana rekreasi dan tempat perkembangan sejarah budaya di Palembang. Pada malam hari, jembatan ini dihiasi dengan lampu warna-warni yang memancar ke segala arah, sehingga mengundang banyak wisatawan untuk melihat dan mengabadikan keindahannya. Jembatan Ampera juga semakin populer sejak diadakannya Festival Musi, yang diisi dengan perlombaan perahu, kontes menghias perahu dan perlombaan menyeberang sungai.

Wisata ke Kota Palembang, Sumatera Selatan belum lengkap jika belum berkunjung ke Jembatan Ampera. Jembatan yang menghubungkan wilayah seberang ilir dan seberang ulu ini menjadi simbol kota yang menjadi kebanggaan masyarakat Palembang.

Jembatan Ampera dimulai sejak 1962.Adalah Pemerintah Jepang yang membiayainya, dan megikutsertakan tenaga ahli dari Negeri Sakura itu. Setelah 3 tahun proses pembangunan, jembatan diresmikan pada 30 September 1965 oleh Panglima Angkatan Darat RI, Letjen Ahmad Yani. Saat itu, Jembatan Ampera merupakan jembatan terpanjang di Asia Tenggara.

Jembatan Ampera dirancang agar bagian tengahnya bisa diangkat, sehingga kapal-kapal besar bisa tetap melintas di Sungai Musi. Pengangkatan badan jembatan dilakukan secara mekanis, dengan menggunakan dua bandul seberat masing-masing 500 ton, yang terdapat di kedua menaranya. Untuk membuka jembatan secara penuh, diperlukan waktu sekitar 30 menit. Jembatan Ampera memiliki panjang 1.117 meter,  lebar 22 meter dan tinggi 63 meter.

Pemberian nama untuk Jembatan Ampera juga memiliki sejarah panjang. Di awal berdirinya, Jembatan Ampera dinamakan Jembatan Musi, karena menghubungkan dua wilayah yang dipisahkan oleh Sungai Musi. Kemudian namanya diganti menjadi Jembatan Bung Karno, sebagai penghormatan kepada Presiden pertama RI Sukarno, yang dianggap berperan besar terhadap pembangunan jembatan tersebut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya