BI: Momentum Pertumbuhan Kredit Perbankan Tinggal Menunggu Waktu

BI: Momentum Pertumbuhan Kredit Perbankan Tinggal Menunggu Waktu - GenPI.co
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti dalam webinar Strategi Perbankan di Momentum Kebangkitan Kredit dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional, Kamis (29/7). Foto: Tangkapan layar

GenPI.co - Di tengah tantangan pandemi Covid-19, fungsi intermediasi perbankan mulai mengalami pertumbuhan positif.

Hal ini disampaikan Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti dalam sambutannya pada acara Strategi Perbankan di Momentum Kebangkitan Kredit dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional yang digelar secara virtual.

Menurut data Bank Indonesia (BI), penyaluran kredit perbankan tumbuh positif 0,59% (yoy) di Juni 2021, jauh lebih baik dibandingkan Mei 2021 yang minus 1,28%.

Destry mengatakan, perbaikan ini didorong oleh mulai membaiknya permintaan kredit seiring dengan berlanjutnya pemulihan kinerja dan aktivitas korporasi, rumah tangga dan UMKM.

"Pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit UMKM dan kredit konsumsi," ujar Destry dalam siaran pers, Senin (2/8).

Menurutnya, kredit segmen UMKM memang lebih cepat mengalami perbaikan bila dibandingkan segmen korporasi.

Oleh sebab itu, untuk menggenjot kredit dan mendukung pemulihan ekonomi, pihaknya bersama OJK dan LPS terus melakukan sinergi kebijakan.

"Sepanjang 2021 bauran kebijakan kami semuanya sifatnya lebih akomodatif karena kita ingin mndorong pemulihan ekonomi nasional," ungkap Destry.

Lebih lanjut, kata Destry, bila dilihat secara kategori bank, pertumbuhan kredit ditopang oleh BPD dan bank BUMN yang masing-masing mengalami pertumbuhan 6,73% dan 5,37%.

Meski demikian, bank asing dan Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) masih mengalami tantangan dalam menyalurkan kreditnya karena masih tumbuh negatif masing-masing -25,01% dan -2,90%.

"Untuk dua kelompok bank, bank BUMN sudah positif dan BPD juga. memang ada tantangan dari bank asing dan bank swasta nasional yang masih terus kita dorong," tukasnya.

Melihat kondisi itu, menurut Destry, pertumbuhan kredit perbankan tinggal menunggu waktu yang tepat saja.

Pasalnya tingkat premi risiko perbankan juga telah mengalami penurunan dari 1,69% di April 2021 menjadi 1,60% di Mei 2021.

Premi risiko perbankan mengindikasikan persepsi risiko perbankan terhadap dunia usaha yang cenderung membaik.

Meski demikian, Destry mengakui ada satu tantangan yang harus dihadapi, yakni cukup besarnya gap demand side dan supply side kredit korporasi secara sektoral.

Oleh karena itu, BI bersama OJK dan LPS di Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus bersinergi mengupayakan menghidupkan kembali sisi demand dan supply-nya.

"Kebijakan yang diambil perlu disesuaikan dengan hambatan dalam meningkatkan intermediasi di masing-masing subsektor," tukasnya.

Dari catatan BI, yang siap menerima pembiayaan korporasi berasal dari sektor mamintem, perkebunan, dan kimia, elektronik dan komunikasi, tanaman pangan, dan perdagangan eceran.

Sementara sektor lainya seperti industri logam dasar, peternakan, perikanan, jasa pertanian dan lain sebagainya belum siap mengajukan pembiayaan baru. (*)

Jangan sampai ketinggalan! Kamu sudah lihat video ini ?

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya