
PLN harus memastikan 20 juta MT batu bara untuk membuat ketersediaan batu bara di pembangkit listrik dalam kondisi aman dengan minimal 20 hari operasi di bulan Januari 2022.
"Jumlah itu terdiri dari 10,7 juta MT dari kontrak existing dan 9,3 juta MT tambahan untuk meningkatkan ketersediaan batu bara ke level aman,” jelasnya.
PLN juga sudah mendapatkan total kontrak 13,9 juta MT batu bara. Jumlah tersebut terdiri dari 10,7 juta MT kontrak eksisting PLN dan IPP, dan 3,2 juta MT kontrak tambahan.
BACA JUGA: PLN Beri Listrik Gratis, Bupati Belu Sebut Kado Natal
Tambahan pasokan ini akan masuk ke pembangkit PLN secara bertahap. Perseroan pun terus meningkatkan kecepatan dan efektivitas bongkar muat kapal pengangkut batu bara.
"Upaya kami salah satunya adalah memaksimalkan batu bara yang awalnya akan diekspor bisa dikirim ke pembangkit PLN," ungkap dia.
BACA JUGA: PLN Didorong Berinovasi untuk Ekosistem Kendaraan Listrik
Sebagai langkah antisipasi ke depan, PLN akan melakukan kontrak jangka panjang dan perikatan volume dengan swing 20 persen.
Sementara harga batu bara tetap akan mengacu pada regulasi pemerintah dengan skema kirim Cost, Insurance and Freight (CIF/beli batu bara dengan harga sampai di tempat) atau skema Free on Board (FOB/beli batu bara di lokasi tambang). (*)
BACA JUGA: BNPB dan PLN Bangun Hunian bagi Warga Terdampak Erupsi Semeru
Tonton Video viral berikut:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News