Harga Kedelai Melesat, Penjual Gorengan Menangis Tak Dapat Untung

Harga Kedelai Melesat, Penjual Gorengan Menangis Tak Dapat Untung - GenPI.co
Harga Kedelai Melesat, Penjual Gorengan Menangis Tak Dapat Untung. (Foto: Asry Asahi/GenPI.co)

GenPI.co - Harga yang kedelai melonjak membuat  penjual gorengan tahu dan tempe di kawasan Pasar Palmerah, Jakarta Barat mengurangi produksinya hingga 50 persen.

Salah satu penjual bernama Joko Aryo mengaku, semenjak harga kedelai mahal, pembeli gorengan tahu dan tempe juga ikut menurun.

"Biasanya sehari bisa produksi empat sampai lima kuali besar gorengan, masing-masing untuk tahu dan tempe," jelas Joko kepada GenPI.co, Senin (21/2).

BACA JUGA:  Perajin Tahu dan Tempe Mogok, Pelaku UMKM Lebak Jadi Korban

Namun, sejak bahan bakunya justru sulit di dapatkan, pria 52 tahun itu terpaksa menaikan harga dua kali lipat dan juga memutuskan untuk mengurangi jumlah produksinya.

Dia mengaku, memutuskan untuk mengurangi produksi gorengan terjadi sejak kedelai tembus angka Rp11.300 per kilogram, 

BACA JUGA:  Tahu Tempe Langka, Pemilik Warteg Ubah Ukuran, Diprotes Pembeli

Padahal sebelum harga kedelai masih Rp 8 ribu per kilogram.

Dia menduga pandemi Covid-19 yang tak berkesudahan membuat harga-harga barang dasar jualannya menjadi tidak stabil.

BACA JUGA:  Harga Kedelai Naik, Tempe Langka, Pemilik Warteg Pasrah

"Sejak ada Covid-19 harga minyak nggak jelas, sekarang diikuti oleh tahu dan tempe, jadi sulit untuk jualan, nangis aja udah," katanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya